Italia kembali membuka diri untuk para turis asing dari Eropa pada Rabu (3/6/2020), usai tiga bulan menjalani lockdown Corona. Negara itu berharap upaya ini bisa menghidupkan kembali industri pariwisatanya saat musim panas dimulai.
Seperti dilansir AFP, Rabu (3/6), gondola siap kembali menyusuri kanal Venesia, para pecinta akan bisa kembali berakting bak Romeo dan Juliet di balkon Verona yang terkenal itu. Sementara penggemar gladiator dapat berselfie di Colosseum Roma.
"Datanglah ke Calabria. Hanya ada satu risiko: Anda akan menjadi gemuk," kata gubernur wilayah Italia selatan Jole Santelli pada hari Minggu (31/5).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Restoran, kafe dan pantai telah dibuka kembali secara perlahan selama dua minggu terakhir - meskipun pemerintah mengatakan berhak untuk memberlakukan lockdown (penguncian) lokal jika melihat jumlah penularan Corona meningkat.
Sementara itu, penerbangan internasional hanya diharapkan untuk dibuka kembali di tiga kota utama: Milan, Roma dan Naples.
Dan ada kekhawatiran bahwa mereka yang biasanya datang dengan mobil, kereta api atau kapal feri dari negara-negara tetangga akan pergi ke tempat lain pada hari libur mereka.
Swiss telah memperingatkan warganya bahwa jika mereka pergi ke Italia, mereka akan dikenakan "tindakan kesehatan" pada saat mereka kembali. Negara itu akan membuka perbatasannya dengan Jerman, Prancis, dan Austria pada 15 Juni, tetapi tidak dengan Italia.
Austria mencabut pembatasan pada pertengahan Juni dengan Jerman, Swiss, Republik Ceko, Slovakia dan Hongaria - tetapi sekali lagi, bukan Italia, yang digambarkan pekan lalu oleh Menteri Kesehatan Wina sebagai "masih hotspot".
Negara-negara lain, seperti Belgia dan Inggris, masih menyarankan, atau melarang, semua perjalanan tidak penting ke luar negeri.
Menanggapi anggapan sentimen anti-Italia, Menteri Luar Negeri Luigi Di Maio telah memperingatkan negara-negara untuk tidak memperlakukan Italia "seperti penderita kusta".
Dia mengatakan dirinya akan pergi ke Jerman, Slovenia, dan Yunani untuk meyakinkan mereka bahwa Italia aman bagi wisatawan asing.
Para turis Eropa yang tiba di di Italia tidak akan diminta untuk mengisolasi diri, kecuali mereka baru saja bepergian dari benua lain.
Lockdown untuk mencegah penyebaran virus Corona di Italia memiliki efek yang sangat merusak pada sektor pariwisata, yang jumlahnya mencapai sekitar 13 persen dari produk domestik bruto. Situs-situs bersejarah ditutup, restoran ditutup, dan hotel-hotel digunakan untuk merawat pasien Corona.
Badan pariwisata nasional Italia (ENIT) mengatakan sekitar 40 persen orang Italia biasanya bepergian ke luar negeri untuk liburan mereka, tetapi tahun ini dapat dipaksa untuk berlibur di negeri sendiri, guna membantu bisnis pariwisata lokal.
Italia adalah negara Eropa pertama yang terkena dampak virus Corona dan secara resmi melaporkan lebih dari 33.000 kematian akibat Corona.
Italia memberlakukan lockdown yang melumpuhkan sektor ekonomi pada awal Maret dan sejak itu jumlah penularan virus Corona menurun secara dramatis.
Tetapi Italia masih melaporkan lusinan kasus baru Corona dalam sehari, terutama di wilayah Lombardy utara, dan para ahli memperingatkan pemerintah mungkin terburu-buru dalam mengizinkan perjalanan antar daerah dan luar negeri.