Eks Kepala Militer AS Kritik Cara Trump dalam Meredam Demo George Floyd

Eks Kepala Militer AS Kritik Cara Trump dalam Meredam Demo George Floyd

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Rabu, 03 Jun 2020 11:07 WIB
Presiden AS Donald Trump bersama Kepala Staf Gabungan Militer AS Jenderal Mark Milley di Gedung Putih (AFP Photo)
Foto: Presiden AS Donald Trump bersama Kepala Staf Gabungan Militer AS Jenderal Mark Milley di Gedung Putih (AFP Photo)
Washington DC -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengerahkan militer guna meredam aksi demonstrasi George Floyd yang berujung rusuh. Cara Trump ini dikhawatirkan akan membuat militer disalahgunakan untuk tujuan tertentu.

Seperti dilansir dari AFP, Rabu (3/6/2020) Pentagon menekankan bahwa Undang-Undang Pemberontakan belum diaktifkan guna meredam aksi demonstrasi atas kasus George Floyd.

Namun, pernyataan Trump, dan kehadiran Kepala Staf Gabungan Militer AS Jenderal Mark Milley di Gedung Putih, membuat banyak orang gelisah. Kritik pun datang dari para pensiunan militer AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Amerika bukanlah medan pertempuran. Sesama warga kita bukanlah musuh," kata pensiunan Jenderal Martin Dempsey, mantan Jenderal Angkatan Darat AS dan merupakan mantan Ketua Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat ke-18.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, pensiunan militer AS lainnya, Mike Mullen menyebut bahwa kondisi saat ini tak semestinya tergantung dengan militer.

"Saya tidak yakin bahwa kondisi di jalan-jalan kita seburuk itu, telah naik ke tingkat yang membenarkan ketergantungan yang besar pada pasukan militer," kata Mike Mullen, mantan komandan Pentagon, di koran Atlantic pada hari Selasa (1/6).

"Selanjutnya, saya sangat khawatir bahwa ketika mereka melaksanakan perintah, anggota militer kita akan dikooptasi untuk tujuan politik," lanjutnya.

Sementara itu, Pentagon berusaha meredam kekhawatiran ini, bahkan ketika ratusan polisi dan tentara siaga untuk bertugas jika kerusuhan demonstrasi George Floyd berlanjut di ibukota AS.

Diketahui bahwa sebelum kunjungan Trump ke gereja bersejarah, St. John's Episcopal Church di dekat Gedung Putih pada Senin (1/6) malam, polisi antihuru-hara yang menjaga aksi protes di luar Gedung Putih menembakkan gas air mata dan peluru karet, serta granat kejut ke arah demonstran yang menggelar aksi damai. Hal itu dilakukan demi membersihkan area sebelum Trump berjalan keluar Gedung Putih menuju St. John's Church.

Tindakan polisi membubarkan demonstran damai dengan kekerasan ini dilakukan setelah Trump, dalam pidatonya di Gedung Putih mengklaim dirinya merupakan sekutu para demonstran damai. "Saya adalah Presiden hukum dan ketertiban Anda dan sekutu dari semua demonstran yang damai," klaim Trump sebelumnya.

Di depan St. John's Church, Trump beberapa kali berfoto sambil memegang Alkitab. Dia juga memberikan pernyataan singkat soal AS. "Kita punya negara yang hebat," ucapnya. "Negara terhebat di dunia," imbuh Trump.

Pada momen itu, seperti dilansir Associated Press, Trump sama sekali tidak membahas Floyd yang tewas setelah lehernya ditekan dengan lutut oleh seorang polisi kulit putih. Trump juga tidak membahas kebakaran yang sempat melanda St. John's Church yang dikunjunginya. Dia tidak membahas para demonstran damai yang dibubarkan polisi dengan tembakan gas air mata, peluru karet dan granat kejut. Trump juga tidak membahas soal virus Corona yang masih merajalela di AS.

Trump malah mengundang Jaksa Agung AS, William Bar, serta jajaran penasihat keamanan, kepala staf, sekretaris pers dan Menteri Pertahanan AS, Mark Esper, yang ikut dalam rombongannya, untuk berfoto bersama sebelum akhirnya dia berjalan kembali menuju Gedung Putih.

Halaman 2 dari 2
(rdp/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads