Semua mata tengah tertuju ke Amerika Serikat yang dilanda aksi-aksi demo besar-besaran untuk memprotes kematian George Floyd di tangan polisi yang menangkapnya. Bahkan Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau sempat kehabisan kata-kata ketika ditanyai mengenai situasi yang terjadi di AS saat ini.
Trudeau sempat terdiam ketika wartawan menanyakan pendapatnya tentang Presiden AS Donald Trump yang memerintahkan pengerahan militer untuk mencegah terjadinya kembali aksi-aksi demo kasus George Floyd yang diwarnai kerusuhan.
"Kita semua menyaksikan dengan ngeri dan ketakutan akan apa yang terjadi di Amerika Serikat," kata Trudeau setelah sempat terdiam beberapa saat, seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (3/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang adalah waktu untuk mendengarkan, ini adalah waktu untuk menyatukan orang-orang dan waktu untuk mempelajari ketidakadilan apa yang terus terjadi meskipun ada kemajuan selama bertahun-tahun dan beberapa dekade," imbuh pemimpin Kanada tersebut.
Trudeau mengatakan hal itu saat menjawab pertanyaan wartawan CBC, yang juga meminta pendapatnya tentang polisi AS yang menggunakan gas air mata untuk membubarkan para demonstran damai di luar Gedung Putih, agar Trump bisa berjalan kaki menuju sebuah gereja bersejarah untuk sekadar berfoto-foto.
Simak video 'Gubernur Minnesota Tolak Kerahkan Militer Atasi Demo George Floyd':
Menjawab wartawan tersebut, Trudeau memilih untuk fokus ke Kanada dan menegaskan bahwa masih ada banyak hal yang harus dilakukan untuk memerangi rasisme di Kanada.
Dia juga berhati-hati untuk tidak membuat perbandingan antara Kanada dan AS.
"Warga Kanada (harus) mengakui bahwa kita juga memiliki tantangan, bahwa warga kulit hitam Kanada dan warga Kanada yang dirasialisasi menghadapi diskriminasi sebagai kenyataan hidup setiap hari," tutur Trudeau.
"Kita perlu melihat itu bukan hanya sebagai pemerintah dan mengambil tindakan, tetapi kita perlu melihatnya sebagai orang Kanada. Kita harus menjadi sekutu dalam perang melawan diskriminasi," tandasnya.