Sedikitnya 23 demonstran dicokok polisi di London, Inggris, dalam aksi solidaritas untuk warga Amerika Serikat (AS) yang memprotes kematian pria kulit hitam bernama George Floyd. Aksi solidaritas ini digelar saat Inggris masih dalam masa lockdown untuk membatasi penyebaran virus Corona (COVID-19).
Seperti dilansir CNN, Senin (1/6/2020), Kepolisian Metropolitan London menangkap sedikitnya 23 demonstran dalam aksi yang digelar di Alun-alun Trafalgar, London, pada Minggu (31/5) waktu setempat. Aksi ini bertujuan menunjukkan dukungan untuk warga AS yang sedang memprotes kematian Floyd.
Aksi solidaritas yang diikuti ratusan orang ini digelar di tengah lockdown yang masih diberlakukan di wilayah Inggris. Diketahui bahwa aturan lockdown melarang kerumunan besar warga untuk berkumpul di satu tempat pada waktu yang sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataan via Twitter, Kepolisian Metropolitan London menyebut total demonstran yang ditangkap di London sejauh ini adalah 23 orang. Penangkapan dilakukan atas berbagai pelanggaran yang terjadi, termasuk pelanggaran aturan lockdown.
Disebutkan bahwa mereka yang ditangkap kini ada dalam tahanan kepolisian. Sementara sebagian besar demonstran kini telah meninggalkan lokasi aksi.
"Para petugas kepolisian dikerahkan dan secara konsisten mengawasi seluruh acara perkumpulan pada akhir pekan, serta mendorong semua orang untuk mematuhi aturan demi menjaga semua orang tetap aman," demikian pernyataan Kepolisian Metropolitan London.
Lebih banyak aksi protes serupa yang akan digelar di London sepanjang pekan ini.
Floyd yang berusia 46 tahun tewas setelah dicekik dengan lutut seorang polisi kulit putih bernama Derek Chauvin usai dia ditangkap atas kecurigaan menggunakan uang palsu di sebuah toko di Minneapolis, Minnesota, pada Senin (25/5) pekan lalu. Kematian Floyd memicu gelombang protes besar-besaran di AS dan melepaskan kemarahan lama yang membara terhadap praktik rasisme dalam sistem peradilan AS.
Truk Tangki Terobos Kerumunan Massa di Minneapolis: