Otoritas India akan melakukan pelonggaran lockdown pada awal Juni mendatang. Lockdown yang dilakukan pada Maret lalu mengakibatkan ratusan juta orang kehilangan pekerjaan.
Dilansir AFP, Sabtu (30/5/2020) lockdown yang dilakukan India sebagai upaya untuk mengurangi penyebaran virus Corona menyebabkan hampir semua kegiatan ekonomi ditutup pada akhir Maret. Hal itu mengakibatkan ratusan juta orang kehilangan pekerjaannya hampir dalam satu malam.
Sementara jutaan pekerja migran kembali ke desanya. Banyak dari mereka berjalan ratusan kilometer dan beberapa di antaranya meninggal dalam perjalanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perdana Menteri Narenda Modi mengakui bahwa sebagian besar negara sejak "mengalami penderitaan luar biasa" dalam sebuah suta terbuka kepada publik pada Sabtu (30/5) waktu setempat.
Akhir masa lockdown akan dilakukan dan untuk saat ini tidak mencakup beberapa zona merah atau tingkat tertinggi penyebaran virus Corona. Akan tetapi di tempat lain seperti tempat ibadah, hotel, restoran dan pusat perbelanjaan akan diizinkan dibuka kembali pada 8 Juni.
Sekolah dan universitas akan melanjutkan kelas pada awal Juli. Keputusan itu diambil setelah dilakukan rapat bersama otoritas negara bagian India.
Kementerian mengatakan penerbangan internasional, angkutan umu, bioskop, kolam renang dan bar akan tetap ditutup untuk sementara waktu. Acara olahraga masih ditangguhkan, seperti Liga Premier India serta acara-acara politik dan keagamaan yang melibatkan jumlah massa yang besar.
Jam malam nasional juga akan dilonggarkan dan sekarang akan dimulai dua jam lebih lambat yaitu pada jam 9 malam. Keluar masuk zona merah tidak diizinkan. Namun ada pengecualian seperti keadaan darurat medis dan pasokan barang dan jasa yang penting.
Di daerah-daerah ini "akan akan pelacakan kontak secara intensif, pengawasan dari rumah ke rumah dan intervensi klinis lainnya," kata kementerian itu.
Pengumuman kementerian dalam negeri datang bahkan setelah negara terpadat kedua di dunia itu mengumumkan rekor baru dalam jumlah infeksi COVID-19. Total kasus positif sebanyak 175.000 kasus dengan kematian hampir 5.000 kasus.