Dominic Cummings, penasihat utama Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson, membela diri. Cummings membela tindakannya yang melanggar lockdown di Inggris.
Pembelaan itu disampaikan Cummings pada jumpa pers Senin (25/5) lalu. Cummings membela diri usai dikritik dan dituntut mundur oleh publik Inggris karena nekat berpergian sejauh lebih dari 402 kilometer saat lockdown.
Surat kabar Inggris, The Daily Mirror dan The Guardian, melaporkan bahwa Cummings meninggalkan rumahnya di London dan pergi ke tempat orang tuanya di Durham, sekitar 400 kilometer di timur laut Inggris. Padahal, kala itu Cummings menunjukkan gejala virus Corona (COVID-19).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Downing Street sebelumnya mengonfirmasi bahwa Cummings menderita gejala virus itu dan telah melakukan isolasi mandiri. Namun, Downing Street tidak mengungkapkan apa pun terkait adanya perjalanan itu.
Perjalanan Cummings dari London ke Durham terjadi hanya seminggu setelah Perdana Menteri (PM) Boris Johnson memberlakukan penguncian yang membatasi perjalanan kecuali untuk alasan darurat. Inggris juga mengharuskan orang yang terinfeksi virus untuk mengisolasi diri selama tujuh hari.
Polisi Durham kemudian mengonfirmasi bahwa pada tanggal 31 Maret mereka telah diberi tahu tentang adanya seseorang yang telah melakukan perjalanan ke kota itu dari London. Polisi Durham mengatakan bahwa pihak kepolisian telah melakukan pemeriksaan rutin.
"Petugas lantas melakukan kontak dengan pemilik alamat tersebut yang mengonfirmasi bahwa individu yang dimaksud memang hadir dan melakukan isolasi mandiri di bagian rumah itu," kata polisi dalam sebuah pernyataan.
"Sejalan dengan pedoman kepolisian nasional, petugas menjelaskan kepada keluarga itu tentang pedoman isolasi mandiri dan mengulangi anjuran seputar kegiatan melakukan perjalanan penting," pernyataan itu menambahkan.
Dituntut Mundur
Alhasil, Cummings pun dikritik atas tindakannya itu. Partai oposisi utama yaitu Partai Buruh mengatakan laporan itu menunjukkan bahwa Cummings memandang dirinya berada di atas hukum. Sementara Partai Demokrat Liberal mengisyaratkan bahwa insiden itu berarti Cummings harus mengundurkan diri.
Pemimpin Partai Nasional Skotlandia di Westminster, Ian Blackford, juga menyerukan pengunduran diri Cummings. Blackford mengatakan Cummings harus mundur atau dipecat.
"Setelah adanya berita bahwa Dominic Cummings melakukan perjalanan dari London ke Durham sewaktu penguncian dan perilakunya diselidiki oleh polisi, posisinya benar-benar tidak dapat dipertahankan - ia harus mengundurkan diri atau dipecat," tulis Blackford di Twitter.
Bahkan, Douglas Ross, seorang menteri untuk Skotlandia memutuskan mengundurkan diri sebagai bentuk protesnya. Ross mengatakan bahwa interpretasi Cummings tentang peraturan pemerintah "tidak dimiliki oleh sebagian besar orang".
"Saya memiliki konstituen yang tidak bisa mengucapkan selamat tinggal kepada orang yang dicintai; keluarga yang tidak bisa berduka bersama; orang yang tidak mengunjungi kerabat yang sakit karena mereka mengikuti petunjuk pemerintah," kata Douglas dalam cuitan Twitternya.
"Dengan itikad baik saya tidak bisa mengatakan kepada mereka bahwa mereka semua salah dan satu penasihat senior untuk pemerintah benar," lanjutnya.
Cummings Tak Menyesal
Usai mendapat kritikan dan tuntutan untuk mundur, Cummings pun bersuara. Dia mengaku tak menyesal karena nekat bepergian saat penguncian.
Dilansir CNN, Selasa (26/5), Cummings beralasan nekat melanggar aturan lockdown demi memastikan kondisi anaknya. Cummings pun mengaku memahami kritikan yang dilontarkan kepadanya.
"Saya telah berpikir dan saya berpikir hari ini, bahwa aturan-aturan termasuk yang menyangkut anak kecil dan situasi ekstrem, memperbolehkan saya untuk melakukan penilaian terhadap situasi yang melingkupi diri saya sendiri," tutur Cummings dalam pernyataannya.
"Saya bisa memahami bahwa beberapa orang akan berargumen bahwa saya seharusnya tetap tinggal di rumah saya di London selama ini. Saya memahami pandangan ini, saya tahu kesulitan dan pengorbanan hebat yang harus dilakukan negara ini, meskipun saya juga dengan hormat, tidak setuju," imbuhnya.
Kepada wartawan setempat, Cummings mengakui bahwa dirinya meyakini tindakannya 'beralasan dalam situasi ini'. Dia membeberkan serangkaian peristiwa yang mendasari keputusannya untuk meninggalkan London.
"Saya khawatir jika istri saya dan saya sakit serius, mungkin dirawat di rumah sakit, tidak ada orang di London yang bisa kami mintai tolong untuk merawat anak kami dan memaparkan mereka kepada COVID," ucapnya.
"Saya tidak menyesali apa yang saya lakukan...saya pikir apa yang saya lakukan sebenarnya masuk akal dalam situasi ini," imbuh Cummings.
Cummings mengakui dirinya tidak memberitahu PM Boris Johnson soal keputusannya pergi ke Durham saat lockdown. Kendati demikian, Johnson telah menyatakan dukungan untuk Cummings. Pada Minggu (24/5) waktu setempat, Johnson menyatakan keyakinan bahwa penasihatnya itu bertindak 'secara bertanggung jawab, sesuai hukum dan dengan integritas'.