Brasil mencatatkan total kasus virus Corona (COVID-19) terbanyak kedua di dunia, setelah Amerika Serikat (AS). Sementara China untuk pertama kalinya melaporkan nol kasus baru Corona sejak Januari lalu.
Pandemi Corona di Brasil semakin meluas hanya dalam beberapa pekan. Pada Senin (18/5) lalu, Brasil menggeser Inggris sebagai negara ketiga dengan total kasus virus Corona terbanyak. Pada Jumat (22/5) waktu setempat, Brasil menggeser Rusia sebagai negara kedua dengan total kasus terbanyak.
Kini, Brasil mencatatkan total 330.890 kasus virus Corona. Angka ini tercatat sebagai total kasus terbanyak kedua di dunia setelah AS, yang sejauh ini mengonfirmasi lebih dari 1,6 juta kasus virus Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) melaporkan nol kasus baru atau tidak ada tambahan kasus dalam 24 jam terakhir. Dengan ini, total kasus virus Corona di wilayah China daratan berarti masih mencapai 82.971 kasus.
Ini menjadi momen pertama tidak adanya tambahan kasus baru bagi China sejak data soal kasus virus Corona dilaporkan secara rutin sejak Januari lalu.
Berikut berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Sabtu (23/5/2020):
- Brasil Catat Total Kasus Corona Terbanyak Kedua Dunia
Brasil kini menjadi negara dengan total kasus virus Corona (COVID-19) terbanyak kedua di dunia, setelah Amerika Serikat (AS). Hal ini terjadi setelah otoritas Brasil melaporkan total 330.890 kasus virus Corona di wilayahnya.
Seperti dilansir Reuters dan CNN, Sabtu (23/5/2020), Kementerian Kesehatan Brasil baru saja mengumumkan tambahan 20.803 kasus dalam 24 jam terakhir. Dengan tambahan ini, total kasus virus Corona di Brasil kini ada di angka 330.890 kasus.
Angka tersebut menggeser Rusia dari posisi kedua untuk negara dengan total kasus virus Corona terbanyak di dunia. Rusia sejauh ini mengonfirmasi total 326.448 kasus virus Corona di wilayahnya.
Dengan total 330.890 kasus virus Corona, Brasil kini menempati posisi kedua untuk negara dengan total kasus terbanyak di dunia setelah AS, yang sejauh ini mengonfirmasi lebih dari 1,6 juta kasus virus Corona.
- WHO: Amerika Selatan Jadi Pusat Baru Pandemi Corona
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan kawasan Amerika Selatan kini menjadi 'pusat baru' dari pandemi virus Corona (COVID-19) yang terus merajalela. Hal ini disampaikan setelah total kasus virus Corona di kawasan itu mengalami lonjakan.
"Dalam arti tertentu, Amerika Selatan telah menjadi pusat baru bagi penyakit ini. Kita telah melihat banyak negara Amerika Selatan dengan jumlah kasus yang terus meningkat," sebut Direktur Urusan Darurat WHO, Mike Ryan, seperti dilansir AFP, Sabtu (23/5/2020).
"Jelas ada kekhawatiran di banyak negara tersebut, tapi jelas yang paling terdampak saat ini adalah Brasil," imbuhnya.
Total kematian akibat virus Corona di Brasil saat ini mencapai 21.048 orang, setelah Kementerian Kesehatan Brasil melaporkan tambahan 1.001 kematian dalam sehari. Total kasus virus Corona di Brasil juga mengalami lonjakan ke angka 330.890 kasus, dengan adanya tambahan 20.803 kasus dalam 24 jam terakhir.
- Pertama Kali, China Laporkan Nol Kasus Baru Corona
Otoritas China melaporkan nol kasus baru virus Corona (COVID-19) untuk pertama kalinya sejak data mulai dilaporkan pada Januari lalu. Dengan demikian, total kasus virus Corona di wilayah China daratan masih berada di angka 82.791 kasus.
Virus Corona pertama muncul di kota Wuhan, Provinsi Hubei, pada akhir tahun lalu. Virus ini meluas ke seluruh wilayah China dan akhirnya ke berbagai negara. Setelah mencapai puncak pada pertengahan Februari lalu, kini laju pertambahan virus Corona di China daratan bisa dikendalikan.
Seperti dilansir AFP dan kantor berita Xinhua News Agency, Sabtu (23/5/2020), Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) melaporkan nol kasus baru atau tidak ada tambahan kasus dalam 24 jam terakhir. Total kasus virus Corona di wilayah China daratan berarti masih mencapai 82.971 kasus.
Ini menjadi momen pertama bagi China sejak data soal kasus virus Corona dilaporkan secara rutin sejak Januari lalu.
- Terpapar Corona, PM Malaysia Jalani Karantina Mandiri Selama 14 Hari
Perdana Menteri (PM) Malaysia, Muhyiddin Yassin, menjalani pemeriksaan dan dinyatakan negatif virus Corona (COVID-19) setelah salah satu pegawai yang turut menghadiri rapat yang dipimpinnya dinyatakan positif terinfeksi. Namun demikian, PM Muhyiddin akan tetap menjalani karantina mandiri selama 14 hari.
Seperti dilansir media lokal Malaysia, The Star, Sabtu (23/5/2020), identitas pegawai yang positif virus Corona itu tidak diungkap ke publik. Disebutkan bahwa pegawai itu menghadiri rapat kabinet yang dipimpin PM Muhyiddin di kantor PM Malaysia (PMO) pada Rabu (20/5) waktu setempat.
Pada Jumat (22/5) pagi waktu setempat, PM Muhyiddin telah menjalani tes Corona dan hasilnya dinyatakan negatif.
"Namun demikian, menurut Perintah Pengawasan dan Pengamatan untuk Kontak COVID-19 (pasal 15 ayat 1 UU 342), Perdana Menteri harus menjalani karantina mandiri di kediamannya selama 14 hari mulai Jumat (22/5) malam," demikian pernyataan PMO.
- Kapasitas Masjid Terbatas Imbas Corona, Warga Muslim di Berlin Salat di Gereja
Sebuah gereja di Berlin, Jerman, menyediakan tempat bagi warga muslim yang tidak bisa menunaikan ibadah salat Jumat di masjid karena aturan social distancing selama pandemi virus Corona (COVID-19). Aturan social distancing membuat masjid-masjid di Berlin tidak bisa menampung banyak jemaah seperti biasanya.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (23/5/2020), Masjid Dar Assalam di distrik Neukolin, Berlin, biasanya menampung ratusan jemaah saat salat Jumat. Namun kini, masjid ini hanya bisa mengakomodasi 50 jemaah pada sekali waktu, dengan adanya aturan sosial distancing di tempat-tempat ibadah yang mulai dibuka lagi sejak 4 Mei.
Selama bulan suci Ramadhan, sebuah gereja bernama Martha Lutheran yang terletak dekat dengan masjid itu mengambil langkah khusus untuk membantu. Gereja ini menyediakan tempat sementara bagi warga muslim untuk menjalankan salat.
Tawaran bantuan ini disambut baik oleh Imam Masjid Dar Assalam, Mohamed Taha Sabry. "Ini pertanda baik dan membawa kebahagiaan saat Ramadhan dan kebahagiaan di tengah krisis ini. Pandemi ini telah menjadikan kita sebuah komunitas. Krisis menyatukan orang-orang," sebut Sabry yang memimpin jemaahnya menunaikan salat Jumat di gedung gereja yang jendelanya dihiasi kaca patri bergambar Bunda Maria.