Lebih dari 140 Ribu Warga Filipina Mengungsi karena Topan di Tengah Corona

Lebih dari 140 Ribu Warga Filipina Mengungsi karena Topan di Tengah Corona

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Jumat, 15 Mei 2020 15:54 WIB
Angin topang Vongfong memaksa warga Filipina mengungsi di tengah Corona (AFP)
Foto: Angin topang Vongfong memaksa warga Filipina mengungsi di tengah Corona (AFP)
Samar -

Puluhan ribu warga Filipina berdesakan di pusat-pusat tempat evakuasi dan pengungsian usai dilanda Topan Vongfong pada 15 Mei. Padahal, mereka harus menjaga protokol jarak sosial untuk mencegah penularan virus Corona (COVID-19).

Seperti dilansir dari AFP, Jumat (15/5/2020) Topan Vongfong telah menumpahkan hujan lebat dan merusak atap rumah warga, sejak terjadi di pulau Samar tengah pada Kamis (14/5).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Badai melanda ketika puluhan juta orang Filipina berdiam diri di rumah untuk mencegah penyebaran virus corona. Pejabat bencana setempat mengatakan setidaknya ada 141.700 orang harus mengungsi karena topan yang ganas.

"Kita harus mengenakan masker dan menerapkan social distancing setiap saat," kata pejabat polisi setempat Carlito Abriz.

ADVERTISEMENT

"(aturan jarak sosial) sulit untuk ditegakkan karena mereka (para pengungsi) tertekan. Tetapi kami melakukan yang terbaik," lanjutnya.

Pihak berwenang mengatakan mereka akan menjalankan tempat penampungan dengan setengah kapasitas, memberikan masker kepada orang-orang dan mencoba mengelompokkannya bersama keluarga masing-masing.

Namun, banyak ruang yang biasanya digunakan sebagai tempat berlindung dari badai telah dikonversi menjadi tempat karantina bagi orang yang diduga terinfeksi Corona.

"Tantangannya benar-benar terletak pada jarak fisik," kata pejabat bencana Junie Castillo.

Untungnya wilayah pusat tempat badai pertama kali melanda bukanlah salah satu titik terparah wabah Corona di Filipina. Setidaknya sudah ada 11.876 kasus infeksi Corona dan 790 orang meninggal dunia di Filipina.

Namun, badan meteorologi nasional menyatakan, topan itu bisa melemah menjadi badai tropis yang parah, saat bergerak ke utara Filipina.

Pihak berwenang belum melaporkan kematian sejauh ini, tetapi tim bencana baru saja memulai pendataan daerah terdampak topan pada hari Jumat (15/5).

Topan adalah bagian kehidupan yang berbahaya dan mengganggu di kepulauan Filipina. Negeri itu dihantam rata-rata 20 badai dan topan setiap tahun.

Badai itu menempatkan jutaan orang di daerah rawan bencana dalam kondisi kemiskinan. Pembangunan kembali pun masih dilakukan secara konstan.

Berdasarkan catatan, topan paling mematikan di negara itu adalah Topan Haiyan, yang menyebabkan lebih dari 7.300 orang tewas atau hilang pada tahun 2013.

Halaman 2 dari 2
(rdp/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads