Gembong kartel narkoba Meksiko meninggal karena virus Corona. Dia meninggal saat menjalani hukuman penjara usai memenggal 12 orang.
Bos kartel Los Zetas, Moises Escamilla May -- dikenal sebagai Gordo May (Fatty May) -- tengah menjalani hukuman penjara 37 tahun di negara bagian Jalisco, Meksiko barat atas dakwaan kejahatan terorganisir dan membawa senjata ilegal.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (12/5/2020), di antara berbagai kejahatan yang dilakukan Escamilla adalah pemenggalan 12 orang di negara bagian Yucatan, Meksiko tenggara pada tahun 2008.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Selasa (12/5/2020):
- Bertengkar dengan Wartawan, Trump Tiba-tiba Setop Konferensi Pers
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara tiba-tiba mengakhiri konferensi pers (konpers) soal perkembangan upaya memerangi virus Corona (COVID-19) setelah terlibat pertengkaran dengan seorang wartawan keturunan Asia-Amerika.
Seperti dilansir AFP, Selasa (12/5/2020), insiden ini berawal saat wartawan CBS News bernama Wejia Jiang menanyakan kepada Trump soal mengapa dia bersikeras menyatakan AS melakukan hal lebih baik daripada negara lain saat membahas tes Corona.
"Mengapa itu penting?" tanya Jiang dalam konferensi pers yang digelar outdoor di Rose Garden, Gedung Putih, Washington DC. "Mengapa ini menjadi kompetisi global ketika, setiap hari, warga Amerika kehilangan nyawa mereka?" tanyanya lagi.
- Penggal 12 Orang, Gembong Narkoba Meksiko Meninggal karena Corona
Gembong kartel narkoba Meksiko meninggal karena virus Corona. Dia meninggal saat menjalani hukuman penjara usai memenggal 12 orang.
Bos kartel Los Zetas, Moises Escamilla May -- dikenal sebagai Gordo May (Fatty May) -- tengah menjalani hukuman penjara 37 tahun di negara bagian Jalisco, Meksiko barat atas dakwaan kejahatan terorganisir dan membawa senjata ilegal.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (12/5/2020), di antara berbagai kejahatan yang dilakukan Escamilla adalah pemenggalan 12 orang di negara bagian Yucatan, Meksiko tenggara pada tahun 2008.
- Corona Masih Menggila, Jumlah Kematian di AS Tembus Angka 80 Ribu
Jumlah kematian akibat virus Corona di Amerika Serikat terus bertambah. Sejauh ini, jumlah kematian telah menembus angka 80 ribu.
Seperti dilansir kantor berita Reuters, Selasa (12/5/2020), peningkatan kematian terkait Corona ini terjadi di saat nyaris semua negara bagian AS telah mengambil langkah-langkah untuk melonggarkan kebijakan lockdown (penguncian) yang diterapkan untuk mengendalikan penyebaran virus mematikan ini.
Angka kematian di AS, yang menjadi episenter pandemi global, memiliki rata-rata 2 ribu kematian sehari sejak pertengahan April lalu.
- Cegah Gelombang Kedua, Wuhan Tes Corona Semua Warga dalam 10 Hari
Otoritas kota Wuhan di China akan melakukan tes virus Corona (COVID-19) untuk seluruh warganya demi mencegah datangnya gelombang kedua pandemi virus Corona. Tes Corona secara besar-besaran untuk seluruh warga kota Wuhan ini akan digelar dalam 10 hari ke depan.
Seperti dilaporkan media pemerintah setempat, The Paper dan dilansir CNN, Selasa (12/5/2020), otoritas kota Wuhan mengumumkan rencana tes Corona besar-besaran melalui sebuah 'pemberitahuan darurat' pada awal pekan ini.
"Setelah dilakukan penelitian, diputuskan untuk melakukan 'pertempuran 10 hari' bagi tes asam nukleat (nucleic acid) untuk semua (kasus) virus Corona baru di Wuhan," demikian seperti dilaporkan The Paper.
- Lebih dari 23 Ribu Orang Positif Corona di Singapura, 21 Meninggal
Otoritas Singapura melaporkan 486 kasus baru infeksi virus Corona dalam sehari, sehingga kini total jumlah kasus nasional mencapai 23.787 kasus.
Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) menyatakan, jumlah kasus baru Corona pada Senin (11/5) waktu setempat itu lebih rendah dari hari sebelumnya, sebagian karena lebih sedikit tes Corona yang dilakukan seiring laboratorium-laboratorium mengkalibrasi ulang peralatannya untuk salah satu alat uji, setelah ditemukannya kasus positif palsu.
Dari peningkatan 486 kasus baru dalam sehari tersebut, sebanyak 481 kasus di antaranya merupakan para pekerja migran yang tinggal di asrama-asrama pekerja asing.