Seorang bocah berusia 5 tahun di New York, Amerika Serikat (AS), meninggal dunia akibat penyakit peradangan langka yang diyakini disebabkan oleh virus Corona (COVID-19). Hal ini menyoroti potensi risiko baru pandemi virus Corona bagi anak-anak.
Seperti dilansir AFP dan Reuters, Sabtu (9/5/2020), Gubernur New York, Andrew Cuomo, menuturkan dalam konferensi pers bahwa seorang bocah di New York City meninggal akibat penyakit langka yang diyakini terkait virus Corona. Puluhan kasus lainnya dengan situasi serupa tengah dalam pemantauan.
"Ada 73 kasus yang dilaporkan di negara bagian New York soal anak-anak sakit parah dengan gejala-gejala mirip penyakit Kawasaki dan sindrom mirip toxic-shock," sebut Cuomo dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada Kamis (7/5) waktu setempat, seorang bocah laki-laki berusia 5 tahun meninggal dunia akibat komplikasi ini, yang diyakini disebabkan oleh COVID-19," imbuhnya.
Keterkaitan penyakit langka ini dengan COVID-19, penyakit yang disebabkan virus Corona, masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh otoritas kesehatan AS. "Sudah ada setidaknya satu kematian karena ini dan mungkin ada yang lainnya yang kini dalam penyelidikan. Ini merupakan mimpi buruk setiap orang tua, bahwa anak Anda mungkin sebenarnya terdampak oleh virus ini," ucap Cuomo.
Lebih lanjut, Cuomo menyerukan para orang tua untuk mencari perawatan segera jika anak mereka mengalami demam lebih dari lima hari. Gejala-gejala lainnya, sebut Cuomo, termasuk diare atau muntah, kesulitan bernapas, warna kulit pucat, sakit di bagian dada dan lesu.
Penyakit Kawasaki merupakan penyakit misterius yang terutama menyerang anak-anak usia 5 tahun ke bawah dan menyebabkan dinding arteri meradang, yang berdampak pada demam, kulit mengelupas dan nyeri sendi. Ruam dan bengkak pada kelenjar juga bisa menjadi pertanda dan jika pasiennya tidak dirawat segera maka bisa mengalami kegagalan jantung, namun bagi pasien yang dirawat secara medis bisa membaik.
Simak video Penyebaran Virus di AS Masih Tinggi, Lockdown Dilonggarkan:
Kasus semacam ini pertama dilaporkan di Inggris, Italia, dan Spanyol. Dinas Kesehatan Nasional Inggris (NHS), bulan lalu, memperingatkan bahwa sejumlah kecil anak yang terinfeksi virus Corona jug mengalami 'sindrom toxic shock dan penyakit Kawasaki yang tidak lazim'.
Para ilmuwan masih berupaya menentukan apakah sindrom ini benar-benar terkait dengan virus Corona, karena tidak semua anak-anak yang mengalaminya dinyatakan positif virus Corona.
Situasi ini memicu kekhawatiran baru bagi para orang tua, yang sebelumnya merasa tenang setelah dinyatakan bahwa anak-anak bisa terinfeksi virus Corona namun hanya sedikitnya yang parah dan bahkan berujung kematian. "Ini akan menjadi kabar yang sangat menyakitkan dan akan membuka babak baru yang sungguh berbeda," sebut Cuomo.
Baca juga: Jubir Wapres AS Positif Virus Corona |