Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berharap pemerintah China akan mengundangnya untuk mengambil bagian dalam penyelidikan terhadap asal-usul hewan yang menularkan virus Corona (COVID-19). Hal itu sebagai upaya untuk memahami sumber dari penyakit itu.
"WHO tertarik untuk bekerja dengan mitra internasional dan atas undangan pemerintah China untuk berpartisipasi dalam penyelidikan di sekitar asal-usul hewan," kata juru bicara WHO Tarik Jasarevic kepada AFP dalam email, seperti dikutip detikcom, Jumat (1/5/2020).
Dilansir dari AFP, Jasarevic mengatakan WHO memahami bahwa ada sejumlah penyelidikan yang sedang dilakukan di China "untuk lebih memahami sumber wabah". Namun dia menambahkan "WHO saat ini tidak terlibat dalam studi di China."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para ilmuwan meyakini virus pembunuh itu menular dari hewan ke manusia, yang muncul di China akhir tahun lalu. Virus itu kemungkinan berasal dari pasar di Wuhan yang menjual daging hewan eksotik.
"Investigasi yang sedang berlangsung berkaitan dengan kasus manusia dengan gejala yang timbul di dan sekitar Wuhan pada akhir 2019, pengambilan sampel lingkungan dari pasar dan peternakan di daerah, di mana kasus manusia pertama diidentifikasi, dan catatan terperinci tentang sumber dan jenis spesies satwa liar dan hewan ternak dijual di pasar-pasar ini," kata Jasarevic.
Jasarevic menekankan bahwa hasil dari studi asal virus "penting untuk mencegah masuknya zoonosis lebih lanjut dari virus yang menyebabkan COVID-19 ke dalam populasi manusia."
"WHO terus bekerja sama dengan pakar kesehatan hewan dan kesehatan manusia, negara dan mitra lainnya untuk mengidentifikasi kesenjangan dan prioritas penelitian untuk pengendalian COVID-19, termasuk identifikasi sumber virus di China," katanya.
Namun, Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah memicu spekulasi dan desas-desus - umumnya ditolak oleh para ahli - bahwa virus itu mungkin berasal dari laboratorium di China yang sangat rahasia.
WHO sebelumnya juga mendapatkan kritik pedas dari Trump, yang awal bulan ini menunda pendanaan untuk badan kesehatan itu, setelah menuduh WHO meremehkan keseriusan wabah dan lebih condong ke China.
Sementara, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus sebelumnya juga telah melakukan perjalanan bersama tim ke China pada akhir Januari. Kala itu, dia bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping untuk mempelajari lebih lanjut tentang tanggapan tersebut.
Tedros mengungkapkan, langkahnya itu membuka jalan bagi tim ilmuwan internasional melakukan perjalanan ke China pada bulan Februari untuk menyelidiki situasi. Tim itu termasuk para ahli dari Cina, Jerman, Jepang, Republik Korea, Nigeria, Federasi Rusia, Singapura dan Amerika Serikat. Namun, karena penyelidikan tentang asal-usul virus telah mengambil langkah di Cina, WHO belum terlibat