Otoritas Jerman memperpanjang pembatasan perjalanan ke luar negeri hingga 14 Juni mendatang. Langkah ini diambil karena langkah pembatasan masih diberlakukan di banyak negara lainnya demi membatasi penyebaran virus Corona (COVID-19).
"Kami belum sampai pada titik di mana kami bisa merekomendasikan perjalanan tanpa beban," ucap Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, seperti dilansir AFP, Kamis (30/4/2020).
"Oleh karena itu, sangat diperlukan untuk memperpanjang peringatan perjalanan ke seluruh dunia hingga pertengahan Juni," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jerman yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Eropa, telah memulangkan 240 ribu turis yang telantar dalam empat pekan terakhir. "Kami tidak akan melakukan langkah semacam itu lagi di musim panas mendatang," tegas Maas.
"Kami masih mendapati situasi di mana ada pembatasan masuk dan keluar di banyak negara dan lalu lintas udara internasional masih di-grounded," sebutnya.
Maas menambahkan bahwa Jerman akan terus membahas situasi terkini dengan mitra-mitra di Eropa selama pandemi virus Corona berlangsung.
"Akan dibutuhkan waktu berminggu-minggu sebelum semuanya kembali ke normal, baik di negara ini dan di negara lain. Oleh karena itu, kami mengasumsikan bahwa tidak bertanggung jawab untuk melakukan perjalanan ke seluruh dunia dalam beberapa pekan ke depan, setidaknya hingga 14 Juni," tegas Maas.
Simak juga video Kehidupan di Jerman Tampak Mulai Menggeliat:
Otoritas Jerman telah menutup perbatasan darat. Uni Eropa juga menutup perbatasan eksternal mereka demi memperlambat penyebaran virus Corona.
Pengumuman soal perpanjangan larangan perjalanan ini disampaikan Maas setelah memupuskan harapan warga Jerman untuk bisa berlibur musim panas.
"Kita mengalami apa yang terjadi pada cluster penularan di tujuan liburan terkemuka," ucap Maas kepada surat kabar Bild am Sonntag, pada akhir pekan lalu. Dia merujuk pada sumber penularan virus Corona di ski resort Ischgl di Austria.
Sejauh ini, otoritas Jerman mengonfirmasi lebih dari 161 ribu kasus virus Corona di wilayahnya, dengan lebih dari 6.400 kematian.