Dilansir dari AFP, Minggu (26/4/2020), para pemprotes berunjuk rasa di Rabin Square, Tel Aviv pada Sabtu (25/4). Mereka mengecam 'Kesepakatan Senin' sebagai manuver oleh Netanyahu, yang sedang menghadapi persidangan atas tuduhan suap, penipuan dan pelanggaran kepercayaan.
Media Israel melaporkan massa demonstran sebanyak 2.000 orang ikut bergabung dalam protes tersebut. Mereka mengenakan masker dan mematuhi social distancing, atau pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran virus Corona.
Banyak pengunjuk rasa yang mengibarkan bendera hitam. Sambil berteriak "Korupsi", dan 'Menjaga Demokrasi' yang sedang terancam.
Selain itu, ada pula orang yang mengibarkan bendera Israel, dan tulisan 'Orang-orang menentang pemerintah'
Sebelumnya, Netanyahu dan Gantz, yang merupakan pesaingnya, mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani kesepakatan hari Senin (20/04) untuk membentuk "pemerintahan darurat nasional."
Kesepakatan koalisi antara Partai Likud pimpinan Benjamin Netanyahu dan Partai Biru Putih pimpinan Benny Gantz mengakhiri kebuntuan politik yang sudah berlangsung sejak lama. Sebelumnya, dalam tiga kali pemilihan umum Israel, tidak ada pihak yang berhasil mencapai mayoritas mutlak. Sekalipun meraih suara terbanyak, Netanyahu berkali-kali gagal membentuk pemerintahan koalisi.
Isi kesepakatan yang dicapai tidak segera diumumkan, tetapi kedua politisi membuat pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh partai masing-masing. Media lokal melaporkan, Benjamin Netanyahu dan Benny Gantz akan berbagi kekuasaan selama masa pemerintahan tiga tahun. Setelah satu setengah tahun, Benjamin Netayanhu akan mengundurkan diri sebagai perdana menteri, digantikan oleh Benny Gantz.
(aik/aik)