Cerita Perawat Pasien Corona di Italia yang Menemukan Keluarga Barunya

Cerita Perawat Pasien Corona di Italia yang Menemukan Keluarga Barunya

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Minggu, 19 Apr 2020 14:49 WIB
Cristina Settembrese dengan rekan-rekannya berbagi cerita (dok. AP News)
Foto: Cristina Settembrese dengan rekan-rekannya berbagi cerita (dok. AP News)
Jakarta -

Banyak cerita mengharukan dari para tenaga medis di Italia yang sedang merawat pasien Corona (COVID-19). Kebanyakan dari mereka tak bisa pulang ke rumah karena harus mengisolasi diri. Namun, mereka justru menemukan keluarga baru di rumah sakit.

Seperti dilansir Associated Press (AP), Minggu (19/4/2020) situasi seperti ini salah satunya dialami oleh Cristina Settembrese, seorang perawat yang merawat pasien Corona di sebuah bangsal rumah sakit di Italia. Dia memilih untuk melakukan isolasi diri.

Wanita 54 tahun itu telah berprofesi sebagai perawat sejak berusia 18 tahun. Dua bulan lalu, bangsal penyakit menular tempat dia bekerja di Rumah Sakit San Paolo di Milan mulai merawat hanya pasien COVID-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Tiba-tiba, dia harus belajar cara mengoperasikan alat bantu pernafasan, guna membantu pasien Corona bernafas. Dia mempelajari instruksi pengoperasian secara otodidak.

Dua hari setelah kasus pertama Corona di Italia yang dikonfirmasi pada akhir Februari, Settembrese mengirim putrinya yang berusia 24 tahun, Rebecca, dari rumah mereka di pinggiran Milan Basiglio untuk tinggal bersama saudara perempuannya. Dia khawatir bisa menulari putrinya tanpa sengaja.

Dia mengobrol dengan Rebecca, yang bersandar di balkon lantai pertama, setiap kali Settembrese bisa lewat. Satu-satunya pendampingnya sekarang di apartemennya adalah seekor anjing Chihuahua bernama Pepe, yang biasa diajak jalan-jalan.

Dalam perjalanannya ke rumah sakit yang jauhnya delapan kilometer (5 mil), Settembrese biasa berhenti di toko roti orangtuanya. Dari trotoar, Settembrese melambai ke ibunya dengan tangan yang bersarung karet.

Ketika berjalan bersama Pepe, dia mengobrol dengan sesama pemilik anjing pada jarak yang aman. Dia menyebut itulah satu-satunya interaksi sosialnya.

"Adalah satu-satunya kehidupan sosial saya," kata Settembrese.

Tetapi Settembrese berbicara tentang keluarga barunya - pasien dan kolega - dengan siapa ia telah menjalin ikatan dalam beberapa minggu terakhir yang penuh kesusahan. Para pasien justru "menjalani hidup mereka sendiri". Settembrese mengatakan, terkadang para pasien mati sendirian.

Sebelum dia pergi bekerja untuk malam itu, dia bersama rekan-rekannya meninjau keadaan pasien. Untuk memastikan kondisi mereka dan memastikan mereka tidak kesepian. Setelah jam kerja lewat, para perawat saling memanggil untuk bertanya bagaimana keadaan pasien mereka.

"Kami merasa sedikit seperti keluarga mereka. Mereka adalah pasien yang masuk ke dalam jiwamu," ungkap Settembrese.

Halaman 2 dari 2
(rdp/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads