Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim bahwa wabah Corona di AS telah melewati masa puncak. Namun, data berbicara lain. Angka kematian pasien Corona di New York justru mengalami lonjakan.
"Jelas bahwa strategi agresif kita berhasil," ujar Trump pada konferensi pers, Rabu (15/4) waktu setempat.
"Perjuangan terus berlanjut namun data menunjukkan bahwa secara nasional kita telah melewati puncak kasus-kasus baru," lanjut Trump.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (16/4/2020), Trump menambahkan bahwa "perkembangan yang menggembirakan ini telah menempatkan kita pada posisi yang sangat kuat untuk menyelesaikan pedoman bagi negara-negara bagian tentang pembukaan kembali negara."
Dia mengatakan bahwa dirinya akan membahas ini dalam konferensi pers pada hari Kamis, untuk "mengumumkan pedoman."
Seperti yang dilansir dari BBC, Kamis (16/4) AS telah dihantam parah oleh virus Corona, dengan hampir 630 ribu kasus yang terkonfirmasi, jumlah kasus terbanyak di dunia. Virus mematikan ini telah merenggut nyaris 30 ribu nyawa di seluruh AS -- angka kematian tertinggi di dunia.
Pada kenyataannya, klaim Trump tersebut tak sesuai data. Jumlah kematian di Kota New York akibat wabah virus corona mendadak melonjak menjadi 10.367 orang dengan tambahan 3.778 jiwa.
Angka itu ditambahkan Departemen Kesehatan Kota New York setelah menghitung orang-orang yang meninggal dunia tanpa menjalani tes Covid-19, namun diduga terjangkit virus corona.
Jumlah tersebut menciptakan lonjakan kematian sebanyak 60%. Dalam konteks tingkat kematian per kapita, Kota New York kini melampaui Italia yang mencatat jumlah kematian tertinggi akibat COVID-19 di Eropa.
"Di balik setiap kematian, ada teman, anggota keluarga, orang tercinta. Kami kini fokus memastikan bahwa setiap warga New York yang meninggal akibat COVID-19 dihitung," ujar Komisioner Kesehatan Kota New York, Dr Oxiris Barbot.
Melihat angka tersebut, Gubernur Negara Bagian New York, Andrew Cuomo, mengatakan bahwa Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah mengubah panduan mengenai pencatatan kematian virus corona.
"Mereka ingin angka kematian, dan kategori lain yaitu kemungkinan kematian," kata Cuomo.
Penghitungan ini, menurutnya, akan ditangani dinas kesehatan setempat atau dokter forensik. Dia menambahkan, orang-orang yang meninggal dunia di luar rumah sakit atau panti jompo mungkin luput dari penghitungan sebelumnya.
Mark Levine, selaku Kepala Dewan Kesehatan Kota New York, berpendapat bahwa meskipun jumlah kematian telah disesuaikan, angka itu amat mungkin di bawah angka kematian sebenarnya.
"Ada tambahan 3.017 kematian di atas taraf normal bulan lalu, tidak diketahui kaitannya dengan COVID," sebutnya di Twitter.
"Hanya ada satu penjelasan atas peningkatan ini: korban langsung dan tidak langsung dari pandemi," lanjutnya.