Aparat penjaga pantai Bangladesh menyelamatkan setidaknya 382 pengungsi Rohingya yang telah berada di lautan selama nyaris dua bulan. Mereka ditemukan dalam kondisi kelaparan di sebuah kapal.
Setelah menerima informasi, penjaga pantai Bangladesh melancarkan pencarian kapal tersebut selama tiga hari. Hingga akhirnya kapal ditemukan di lepas pantai tenggara Bangladesh.
"Kami telah menyelamatkan setidaknya 382 orang Rohingya dari sebuah kapal pukat ikan besar yang penuh sesak dan membawa mereka ke pantai dekat kota Teknaf. Mereka kelaparan," ujar juru bicara penjaga pantai, Letnan Shah Zia Rahman seperti dikutip kantor berita AFP, Kamis (16/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rahman menambahkan bahwa 30 orang telah meninggal di atas kapal tersebut.
"Mereka mengapung selama 58 hari. Dan selama tujuh hari terakhir, kapal bergerak di perairan wilayah kami," kata Rahman.
Para pengungsi Rohingya yang diduga berasal dari kamp-kamp pengungsi di pantai tenggara Bangladesh tersebut, bermaksud menuju Malaysia. Namun mereka disuruh putar balik di lautan saat Malaysia menerapkan patroli laut yang ketat dikarenakan pandemi virus Corona.
Para pengungsi Rohingya itu melaporkan bahwa 32 orang meninggal di atas kapal mereka yang penuh sesak dan jasad-jasad mereka telah dilempar ke laut. Rahman mengatakan bahwa penyelidikan tengah dilakukan atas peristiwa tersebut.
"Kami telah menutup tempat di mana mereka telah mendarat. Kami tak bisa menanyai mereka karena takut mereka mungkin terinfeksi virus Corona," ujar Rahman.
Diketahui bahwa nyaris satu juta warga Rohingya tinggal di kamp-kamp kumuh dekat perbatasan Bangladesh dengan Myanmar. Banyak dari mereka yang kabur ke Bangladesh setelah operasi militer brutal Myanmar yang dimulai pada tahun 2017.