Kasus Impor Corona Marak, China Beri Rp 11 Juta Tangkap Pelintas Perbatasan

Kasus Impor Corona Marak, China Beri Rp 11 Juta Tangkap Pelintas Perbatasan

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 15 Apr 2020 17:00 WIB
Kebijakan lockdown di kawasan Wuhan berakhir pada 8 April 2020. Area transportasi seperti stasiun hingga bandara di wilayah itu pun kembali ramai oleh penumpang.
Ilustrasi (AP Photo/Ng Han Guan)
Beijing -

Otoritas Provinsi Heilongjiang yang ada di China bagian timur laut menawarkan imbalan uang tunai hingga 5 ribu Yuan (Rp 11 juta) untuk bantuan dalam menangkap orang-orang yang secara ilegal menyeberang perbatasan dari Rusia di tengah pandemi virus Corona (COVID-19).

Diketahui bahwa otoritas Provinsi Heilongjiang menutup perlintasan perbatasan China dan Rusia setelah terjadi aliran kasus impor, atau kasus yang muncul dari orang-orang yang tertular di luar negeri dan datang ke China.

Otoritas China telah mengurangi penerbangan internasional dan melarang masuk warga negara asing demi mencegah gelombang kedua virus Corona dari luar negeri. Namun beberapa pekan usai langkah-langkah tersebut diambil, China masih berjuang mengatasi lonjakan dalam kasus impor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dilansir AFP, Rabu (15/4/2020), sebagian besar kasus baru yang muncul di negara ini melibatkan warga China yang baru datang dari negara lain.

Provinsi Heilongjiang, yang terletak di perbatasan China-Rusia, menjadi pusat terbaru untuk kasus impor virus Corona. Pada Selasa (14/4) waktu setempat, sedikitnya 79 kasus baru di provinsi ini berasal dari orang-orang yang baru datang dari Rusia. Total ada 326 kasus impor di Provinsi Heilongjiang sejauh ini.

ADVERTISEMENT

Pekan ini, otoritas Provinsi Heilongjiang mengumumkan bahwa siapa saja yang melaporkan perlintasan perbatasan secara ilegal di wilayah itu, akan menerima imbalan 3 ribu Yuan (Rp 6,6 juta).

"Jika warga mampu menangkap dan menyerahkannya (pelanggar) ke departemen terkait, maka akan ada imbalan satu kali sebesar 5 ribu Yuan (Rp 11 juta)," demikian pernyataan kelompok pencegahan dan pengendalian virus setempat.

Disebutkan bahwa langkah ini dimaksudkan untuk 'meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian terhadap kasus-kasus impor di provinsi ini'.

Sebagian besar kasus impor di Provinsi Heilongjiang ditemukan di kota perbatasan Suifenhe yang terpencil. Kota yang menjadi perlintasan perbatasan darat tersibuk antara Rusia dan China ini -- dengan lebih dari 1 juta pelancong per tahun -- telah ditutup sejak 17 April lalu.

Kota Suifenhe yang berpenduduk 70 ribu jiwa ini juga berada di bawah lockdown (penguncian) ketat sejak pekan lalu, dengan semua acara berkumpul di tempat umum dilarang. Kota Suifenhe bersama Harbin, ibu kota Provinsi Heilongjiang, kini mewajibkan pemeriksaan virus Corona dan karantina selama 28 hari untuk seluruh kedatangan dari luar negeri.

Otoritas setempat juga membangun sebuah rumah sakit darurat untuk pasien virus Corona. Para petugas medis dari berbagai wilayah China daratan dikerahkan ke wilayah ini untuk membantu penanganan para pasien.

Secara terpisah, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, mendorong pemerintah lokal di China dan Rusia untuk 'mengambil langkah-langkah pencegahan' demi mencegah dan menghentikan perlintasan perbatasan secara ilegal. Zhao memperkirakan ada lebih dari 100 ribu warga China di wilayah Rusia.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads