Tunawisma atau gelandangan di Jepang difasilitasi tempat tinggal sementara di hotel-hotel selama pandemi virus Corona (COVID-19). Pemerintah Jepang memutuskan hal ini karena sejumlah warung-warung internet, yang semula menjadi tempat berlindung para gelandangan, tutup karena Corona.
Dilansir Nikkei Asian Review, Senin (13/4/2020), warung internet di Negeri Sakura memang berhenti beroperasi atas perintah pemerintah setempat, guna menekan penyebaran virus Corona. Untuk diketahui, warung internet di Jepang dilengkapi bilik pribadi, kamar mandi, hiburan termasuk permainan komputer dan sehari-hari buka 24 jam.
Di Tokyo, pemerintah setempat mengatakan dinas sosial bisa mengirim para tunawisma ke akomodasi sementara. Sebagai solusi jangka pendek, sejumlah pemerintah daerah mengatakan mulai menampung mereka di kamar-kamar hotel dan berbagai bentuk akomodasi sementara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perihal kebijakan ini, salah satu konsultan kelompok penyokong tunawisma, Kazuhiro Gokan, mengatakan para tunawisma sempat ditolak masuk ke hotel. Namun hal itu terjadi lantaran kesalahpahaman dengan pengelola hotel.
Lebih dari 4.000 'pengungsi warnet' berada di Tokyo. Di Saitama, pihak berwenang mengubah gedung olahraga untuk mengakomodasi 200 orang tunawisma.
Jepang sendiri tercatat sebagai negara dengan jumlah tunawisma yang relatif rendah.
Hingga Senin (13/04) pagi, jumlah kasus positif corona di Jepang mencapai 6.748, dengan kematian mencapai 108 orang. Meski demikian, ada kekhawatiran lonjakan kasus di Tokyo belakangan ini bisa berujung pada wabah yang lebih besar.
Perdana Menteri Shinzo Abe sejauh ini telah mengumumkan keadaan darurat selama sebulan yang mencakup, Tokyo, Osaka, dan lima prefektur lain. Para gubernur prefektur-prefektur ini berwenang menutup sekolah dan pertokoan, tapi tidak punya kewenangan hukum untuk memerintahkan warga tinggal di rumah.
(aud/aud)