Otoritas Ekuador mengungkapkan bahwa nyaris 800 mayat dievakuasi dari rumah-rumah di wilayah Guayaquil, yang menjadi pusat penyebaran virus Corona (COVID-19) di negara tersebut. Layanan darurat, rumah sakit dan kamar mayat di negara itu kewalahan menangani dampak pandemi virus Corona.
Seperti dilansir AFP, Senin (13/4/2020), para pekerja kamar mayat di wilayah Guayaquil tidak mampu menangani tumpukan mayat korban virus Corona. Dengan warga setempat memposting video-video via media sosial yang menunjukkan mayat-mayat telantar di jalanan setempat.
"Jumlah yang kami kumpulkan bersama satuan tugas dari rumah warga melebihi 700 orang," sebut Jorge Wated yang memimpin tim kepolisian dan militer yang dibentuk pemerintah Ekuador untuk membantu mengatasi kekacauan akibat pandemi virus Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataan via Twitter, Wated menyebut bahwa tim satuan tugas selama menjalankan operasi tiga minggu terakhir, telah mengevakuasi 771 mayat dari rumah-rumah warga dan 631 mayat lainnya dari rumah-rumah sakit yang kamar mayatnya penuh.
Wated tidak menyebut secara spesifik penyebab kematian dari mayat-mayat itu. Hanya disebut bahwa 600 mayat di antaranya sekarang telah dimakamkan oleh otoritas Ekuador.
Sejak kasus pertama dilaporkan pada 29 Februari lalu, Ekuador saat ini melaporkan 7.500 kasus virus Corona. Jumlah korban meninggal saat ini dilaporkan mencapai 333 orang.
Update Global: Kematian Akibat Corona Tembus 110.042 Jiwa:
Provinsi Guaya yang ada di tepi pantai menjadi wilayah dengan jumlah kasus virus Corona terbanyak, sekitar 70 persen dari total kasus, di Ekuador. Ibu kota provinsi itu, Guayaquil, melaporkan 4 ribu kasus virus Corona di wilayahnya.
Tim kepolisian dan militer mulai mengevakuasi mayat-mayat dari rumah-rumah sekitar tiga pekan setelah kamar-kamar mayat di Guayaquil kolaps, yang memicu penundaan pada proses forensik dan pemakaman. Warga kota Guayaquil memposting video yang menunjukkan mayat-mayat di jalanan, dengan pesan meminta bantuan untuk pemakaman.
Pemerintah Ekuador mengambil alih tugas pemakaman para korban meninggal, terutama bagi keluarga yang tidak mampu secara finansial. Pada awal April lalu, Wated menyebut bahwa 'para pakar medis memperkirakan bahwa kematian terkait COVID-19 dalam bulan-bulan ini akan mencapai 2.500 hingga 3.000 orang, hanya di Provinsi Guaya'.