Diapit 2 Negara Terjangkit Pandemi, Korut Klaim Masih Bebas Infeksi

Round-Up

Diapit 2 Negara Terjangkit Pandemi, Korut Klaim Masih Bebas Infeksi

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 10 Apr 2020 05:35 WIB
Media milik pemerintah Korea Utara melaporkan, Senin (30/3), Korea Utara sukses melakukan uji coba peluncuran roket-roket terbaru sehari lalu.  Berikut potretnya.
Foto: AP Photo
Jakarta -

Hingga saat ini Korea Utara (Korut) mengklaim masih terbebas dari virus Corona baru (COVID-19). Padahal, dua negara yang mengapitnya, yakni Korea Selatan dan China menjadi episentrum pandemi COVID-19.

"Tak seorang pun terinfeksi novel coronavirus di negara kami sejauh ini," ujar Pak Myong Su, direktur departemen antiwabah di Markas Antiwabah Darurat Pusat Korut, kepada kantor berita AFP, Kamis (2/4).

Pak kala itu mengklaim Korut telah berhasil mencegah penyebaran COVID-19 di wilayahnya. Alhasil, tak ada warga Korut yang terinfeksi virus itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Korut memang sudah diberlakukan karantina dan pembatasan sejak awal tahun sampai sekarang. Penerbangan dan kereta api berhenti beroperasi, sekolah dan universitas diliburkan, warga asing yang ada di wilayahnya diwajibkan melakukan karantina 30 hari, termasuk para diplomat.

"Kami telah melakukan langkah-langkah pencegahan dan ilmiah seperti pemeriksaan dan karantina bagi semua personel yang masuk negara kami dan mendisinfeksi semua barang secara menyeluruh, serta menutup perbatasan dan memblokir jalur laut dan udara," katanya.

ADVERTISEMENT

Kendati demikian, bukan tak berarti kasus terkait COVID-19 tak ada di Korut. Dilansir dari CNN, Kamis (9/4), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menuturkan telah melakukan 700 pemeriksaan COVID-19 sejauh ini.

Tonton video Trump Tawari Korut dan Iran Bantuan untuk Perangi Wabah Corona:

Selain itu, kata WHO, Korut juga telah mengkarantina lebih dari 500 orang hingga 2 April lalu. Namun, hingga saat ini Korut belum melaporkan adanya kasus COVID-19 yang terkonfirmasi di wilayahnya.

"Hingga 2 April, 709 orang -- 11 warga negara asing dan 698 warganya (Korut-red) -- telah menjalani tes (virus Corona). Tidak ada laporan kasus (positif)," sebut Dr Edwin Salvador selaku Perwakilan WHO untuk Republik Demokratik Korea (DPRK) -- nama resmi Korut, dalam pernyataan via email kepada CNN.

"Ada 509 orang dalam karantina -- dua warga negara asing dan 507 warganya," imbuhnya.

Salvador mengatakan selama ini WHO telah menerima informasi 'perkembangan terbaru mingguan' dari Kementerian Kesehatan Korut. Menurutnya, otoritas Korut memiliki kemampuan untuk melakukan pemeriksaan virus Corona di laboratorium nasional miliknya.

"Sejak 31 Desember, 24.842 orang telah dibebaskan dari karantina, termasuk juga 380 warga negara asing," ucap Salvador.

Namun, klaim Korut itu diragukan oleh banyak pihak. Bukan tanpa alasan klaim Korut bebas dari infeksi COVID-19 itu diragukan.

Dilansir AFP, sulit dibayangkan virus Corona berhenti di perbatasan ke Korea Utara, apalagi mengingat bahwa negara itu memiliki perbatasan darat yang panjang dengan Cina, sekitar 1.400 kilometer. Tanpa bantuan dan hubungan dagang dengan China, Korea Utara sulit bertahan secara ekonomi.

Komandan Pasukan AS di Korea, US Forces Korea (USFK), Jenderal Robert Abrams, menuturkan kepada CNN pada 2 April lalu bahwa berdasarkan intelijen militer, klaim tidak adanya kasus virus Corona di Korut merupakan 'klaim mustahil'.

Seorang pakar politik di Korea Selatan juga meragukan klaim Korut itu.

"Sangat tidak mungkin tidak ada kasus infeksi corona di Korea Utara," kata Andray Abrahamian, dosen di Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas George Mason di Incheon, Korea Selatan.

Pakar politik asal Inggris itu dalam 15 tahun terakhir sudah beberapa kali berkunjung ke Korea Utara. "Tapi sekarang makin sedikit informasi, karena makin sedikit orang yang bisa melakukan perjalanan ke Korea Utara," katanya.

Halaman 2 dari 3
(mae/aik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads