Otoritas Iran melaporkan 121 kematian baru akibat virus Corona (COVID-19) sehingga total kasus kini mendekati angka 4 ribu kasus. Jumlah pasien virus Corona yang sembuh dilaporkan terus bertambah hingga kini melebihi 29.800 orang.
Seperti dilaporkan kantor berita Iran, IRNA dan dilansir AFP, Kamis (9/4/2020), otoritas kesehatan Iran melaporkan adanya 1.997 kasus baru virus Corona dalam 24 jam di wilayahnya. Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Kianoush Jahanpour, menyebut total 64.586 kasus virus Corona kini terkonfirmasi di wilayah Iran.
Sementara dengan tambahan 121 kematian, total korban meninggal akibat virus Corona di Iran kini mencapai 3.993 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iran yang mengumumkan kasus pertama virus Corona di wilayahnya pada 19 Februari lalu, sejauh ini menjadi negara yang terdampak virus Corona paling parah di kawasan Timur Tengah. Namun ada spekulasi yang beredar di luar negeri bahwa jumlah korban meninggal dan total kasus di Iran sebenarnya jauh lebih tinggi.
Dalam pernyataannya, Jahanpour juga mengumumkan bahwa total 29.812 pasien virus Corona di Iran telah dinyatakan sembuh.
Sedangkan sedikitnya 3.956 pasien lainnya dalam kondisi kritis di rumah sakit. Ditambahkan oleh Jahanpour bahwa Iran sejauh ini telah melakukan 220.975 pemeriksaan virus Corona.
Ada 3.111 Pasien Corona dalam Sehari di Iran:
Dalam upaya menghentikan penyebaran virus Corona, otoritas Iran memerintahkan penutupan pusat-pusat bisnis tidak penting dan memberlakukan larangan perjalanan antarkota. Otoritas Iran menahan sikap untuk memberlakukan lockdown seperti yang sudah diberlakukan negara-negara lainnya.
Presiden Iran, Hassan Rouhani, menyebut 'gelombang kedua' dalam memerangi virus Corona akan dimulai Sabtu (11/4) mendatang dan itu akan jauh lebih sulit. Rouhani menyatakan bahwa bisnis dengan 'risiko kecil' akan diperbolehkan tetap buka mulai Sabtu (11/4) nanti.
"Kita ingin melanjutkan aktivitas ekonomi sebanyak mungkin sementara memerangi virus Corona pada saat bersamaan," ucap Rouhani.
Keputusan membuka kembali pusat bisnis memicu kritikan dari pakar kesehatan dan sejumlah pejabat pemerintahan Iran. Namun Rouhani menyatakan 'tidak ada cara lain'.