Horor. Begitulah yang terjadi di Ekuador dampak virus Corona yang terus meneror. Mayat-mayat bergelimpangan di jalanan.
Dikutip dari kantor berita AFP, Jumat (3/4/2020), setidaknya 150 jasad dari jalan-jalan dan rumah-rumah warga di kota pelabuhan Guayaquil diangkut di tengah pandemi virus Corona.
Pemerintah Ekuador mengingatkan bahwa hingga 3.500 orang bisa meninggal karena wabah ini dalam beberapa bulan mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara pemerintah pemerintah, Jorge Wated mengatakan gabungan militer dan polisi telah mengumpulkan sekitar 150 jasad dalam waktu tiga hari terakhir.
Warga Guayaquil, kota terbesar kedua di Ekuador, memposting video-video di media sosial yang memperlihatkan jasad-jasad tergeletak di jalan-jalan.
Apa Cuma di Indonesia Jenazah COVID-19 Ditolak Warganya?:
Sejumlah warga menuliskan pesan agar otoritas mengambil jasad-jasad orang yang telah meninggal di rumah mereka.
Wated pun menyampaikan permintaan maaf kepada publik. Dikatakannya, para petugas kamar mayat tak bisa dengan cepat mengambil jasad-jasad itu dikarenakan jam malam yang diterapkan di masa pandemi virus corona ini.
"Kami mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada mereka yang harus menunggu berhari-hari agar orang-orang terkasih mereka (yang meninggal) dibawa," ujar Wated.
Seperti diberitakan BBC, di Provinsi Guaya, di mana Guayaquil berada, hingga 1 April tercatat 60 orang meninggal dan 1.937 positif.
Angka ini adalah yang terkonfirmasi resmi dan tidak memperhitungkan orang yang mungkin meninggal akibat Covid-19 tanpa sempat menjalani tes.
Otoritas tidak menyebutkan berapa banyak dari jasad-jasad itu yang merupakan korban virus Corona.
Ekuador merupakan negara Amerika Latin yang terdampak virus corona paling parah setelah Brasil, dengan mencatat lebih dari 2.700 kasus infeksi dan 98 kematian.