Para tentara dan polisi di Ekuador telah mengumpulkan setidaknya 150 jasad dari jalan-jalan dan rumah-rumah warga di kota pelabuhan Guayaquil di tengah wabah virus corona yang merebak.
Pemerintah Ekuador mengingatkan bahwa hingga 3.500 orang bisa meninggal karena wabah ini dalam beberapa bulan mendatang.
Juru bicara pemerintah pemerintah, Jorge Wated mengatakan seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (3/4/2020), gabungan militer dan polisi telah mengumpulkan sekitar 150 jasad dalam waktu tiga hari terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Jumat (3/4/2020):
- Wali Kota Istanbul Minta Lockdown, Hubungan dengan Erdogan Memanas
Wali Kota Istanbul mendesak penerapan lockdown di kota terbesar di Turki itu setelah melaporkan jumlah kasus virus corona terbanyak. Wali Kota Ekrem Imamoglu pun mengkritik kurangnya koordinasi dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan dalam menghadapi pandemi COVID-19.
Pemerintah Turki telah mengumumkan langkah-langkah untuk mengendalikan penyebaran virus, mulai dari menutup sekolah-sekolah, melarang ibadah massal, menghentikan penerbangan internasional hingga melarang perjalanan antarkota.
Namun pemerintahan Erdogan hingga kini bersikeras menolak menerapkan langkah-langkah lockdown. Erdogan hanya mendesak warga Turki untuk menyesuaikan diri dengan kondisi "karantina sukarela".
- Wabah Corona di Ekuador, 150 Jasad Ditemukan di Jalanan dan Rumah-rumah
Para tentara dan polisi di Ekuador telah mengumpulkan setidaknya 150 jasad dari jalan-jalan dan rumah-rumah warga di kota pelabuhan Guayaquil di tengah wabah virus corona yang merebak.
Pemerintah Ekuador mengingatkan bahwa hingga 3.500 orang bisa meninggal karena wabah ini dalam beberapa bulan mendatang.
Juru bicara pemerintah pemerintah, Jorge Wated mengatakan seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (3/4/2020), gabungan militer dan polisi telah mengumpulkan sekitar 150 jasad dalam waktu tiga hari terakhir.
- Pentagon Diminta Siapkan 100 Ribu Kantong Mayat untuk Korban Virus Corona
Badan tanggap bencana Amerika Serikat, FEMA telah meminta Departemen Pertahanan atau Pentagon untuk menyediakan 100 ribu kantong mayat, seiring korban jiwa terus berjatuhan karena wabah virus corona.
Para pakar Gedung Putih telah mengatakan bahwa korban jiwa karena penyakit COVID-19 diperkirakan bisa meningkat antara 100 ribu jiwa dan 240 ribu jiwa, bahkan dengan upaya-upaya mitigasi yang telah dilakukan.
Pentagon menyatakan, Badan Logistik Pertahanan-nya (DLA) telah menerima permintaan dari Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA).
"DLA saat ini menanggapi upaya perencanaan hati-hati FEMA untuk 100.000 kantong guna mengatasi keperluan kamar mayat atas nama badan-badan kesehatan negara," ujar juru bicara Pentagon Letnan Kolonel Mike Andrews seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (3/4/2020).
- Perawat New York Gelar Aksi Demo, Protes Kurangnya Alat Pelindung Diri
Puluhan perawat yang menangani pasien virus Corona (COVID-19) berunjuk rasa di luar sebuah rumah sakit di New York, Amerika Serikat (AS). Para perawat ini memprotes kurangnya alat pelindung diri (APD) dalam menghadapi pandemi virus Corona.
Seperti dilansir AFP, Jumat (3/4/2020), sekitar 30 perawat yang dipimpin oleh serikat mereka, Asosiasi Perawat Negara Bagian New York, menggelar aksi demo di luar Montefiore Medical Center di Bronx, New York, pada Kamis (2/4) waktu setempat.
"Tentara tidak berperang tanpa senjata, kenapa perawat harus bekerja tanpa perlengkapan pelindung?" tanya Leyrose McIntyre, salah satu perawat yang ikut aksi demo.
- Lebih dari Sejuta Orang di Dunia Terinfeksi Virus Corona, 51.178 Meninggal
Jumlah kasus infeksi virus corona yang dilaporkan resmi di dunia kini telah menembus angka satu juta. Ini menandai akselerasi tajam dalam jumlah kasus infeksi dan kematian dalam beberapa pekan terakhir, seiring pandemi COVID-19 terus menyebar cepat.
Menurut penghitungan AFP, Jumat (3/4/2020), hingga Kamis (2/4) waktu setempat, setidaknya 1.000.036 kasus telah dilaporkan di seluruh dunia dengan 51.178 kematian.
Jumlah kematian pasien telah meningkat dua kali lipat sejak 27 Maret lalu. Hingga kini, setidaknya 186 ribu orang di dunia telah dinyatakan sembuh dari penyakit mematikan ini.