Seorang bocah berumur 13 tahun di Inggris meninggal beberapa hari setelah dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
Pihak keluarga mengatakan bahwa anak laki-laki tersebut tidak memiliki penyakit bawaan.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (1/4/2020), anak laki-laki tersebut meninggal di King's College Hospital di London. Dia diyakini sebagai pasien termuda yang meninggal karena virus corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, seorang anak perempuan berumur 12 di Belgia yang meninggal karena penyakit COVID-19, disebut sebagai korban termuda di Eropa.
Keluarga bocah bernama Ismail Mohamed Abdulwahab tersebut mengatakan bahwa dia "mulai menunjukkan gejala-gejala dan mengalami kesulitan bernapas sebelum dibawa ke rumah sakit."
Di rumah sakit, ventilator pun dipasangkan ke bocah tersebut sebelum meninggal pada Senin (30/3) pagi waktu setempat.
"Meski kita tahu bahwa lebih kecil kemungkinan bagi anak-anak menderita infeksi COVID-19 yang parah dibandingkan orang dewasa, kasus ini menyoroti pentingnya bagi kita melakukan semua pencegahan yang kita bisa untuk mengurangi infeksi di Inggris dan dunia," kata Nathalie MacDermott, dosen di King's College.
Dia mendesak adanya penelitian atas kematian di luar kelompok yang diperkirakan meninggal karena infeksi virus corona, karena itu mungkin mengindikasikan kerentanan genetik yang mendasarinya.
Hingga Selasa (31/3) waktu setempat, Inggris melaporkan 381 kematian karena COVID-19 dalam waktu 24 jam. Ini merupakan angka tertinggi di negeri itu sejak dimulainya pandemi virus corona. Sejauh ini pandemi virus corona di Inggris telah merenggut nyawa 1.789 orang.
Viral Truk Pendingin di New York Angkut Jenazah Pasien Corona:
(ita/ita)