Para militan Boko Haram menewaskan hampir 100 tentara Chad dalam serangan yang berlangsung selama sekitar tujuh jam di sebuah pangkalan militer.
Serangan ini disebut sebagai serangan paling mematikan terhadap militer Chad.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Chad, Idriss Deby mengatakan pada televisi Chad, bahwa dirinya telah mendatangi lokasi serangan pada Selasa (24/3) waktu setempat untuk memberikan penghormatan terakhir bagi 92 tentara Chad yang gugur.
Dikatakannya seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (25/3/2020), bahwa ini pertama kalinya begitu banyak tentara Chad tewas dalam serangan.
Serangan Boko Haram yang terjadi pada Senin (23/3) pagi waktu setempat itu, merupakan bagian dari meluasnya serangan kelompok militan tersebut di daerah berawa Danau Chad, di mana perbatasan Kamerun, Chad, Niger dan Nigeria bertemu.
Boko Haram telah melancarkan pemberontakan di Nigeria sejak tahun 2009, sebelum kemudian mulai melakukan penyerbuan ke negara-negara tetangga Nigeria.
"Kita kehilangan 92 tentara kita dalam serangan di Boma. Ini pertama kalinya kita kehilangan begitu banyak orang," ujar Presiden Chad.
(ita/ita)