Singapura tak luput dari wabah virus corona (COVID-19) yang juga tengah melanda puluhan negara lainnya di dunia. Namun Singapura kini lebih siap menghadapi wabah ini karena telah memetik pelajaran dari wabah SARS yang terjadi pada tahun 2003 silam.
Duta Besar (Dubes) Singapura untuk Indonesia, Anil Kumar Nayar mengatakan bahwa bagi Singapura, perang melawan virus corona merupakan upaya nasional, yang dikoordinasikan oleh Satuan Tugas Multi-Kementerian (MTF), yang dibentuk pada 22 Januari lalu, sebelum ditemukannya kasus pertama terkonfirmasi virus corona.
"Ketika situasi meningkat, kami dengan cepat menerapkan langkah-langkah pre-emptive untuk meminimalisir risiko kasus-kasus impor, mendeteksi kasus lebih awal dan meminimalisir peluang virus menyebar di dalam Singapura," kata Anil kepada para wartawan di Kedutaan Besar Singapura di Indonesia, Jl. HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta.
Anil mengatakan bahwa hingga 1 Maret, jumlah kasus corona di Singapura tercatat 106 kasus, dengan 80 persen di antaranya merupakan orang-orang yang pernah bepergian ke China. Dari jumlah itu, sebanyak 74 pasien telah sembuh dan meninggalkan rumah sakit. Nayar menambahkan bahwa saat ini ada 7 orang yang masih dalam kondisi kritis dan dalam perawatan intensif di rumah sakit.
Anil menekankan pentingnya kemampuan untuk deteksi awal kasus-kasus coronavirus. "Institusi kesehatan publik kami dan para dokter sangat kompeten dan waspada akan kemungkinan kasus-kasus COVID-19. Para petugas medis kami proaktif, bukan hanya duduk saja," ujar Anil.
"Prioritas kami adalah mendeteksi awal setiap kemungkinan kasus, menelusuri kontak dan mengendalikan penyebaran lebih jauh. Jumlah kasus di Singapura kelihatan tinggi karena kami berusaha keras untuk mendeteksi setiap kasus," kata Dubes Singapura itu.
"Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memuji upaya-upaya kami untuk menemukan setiap kasus, menelusuri kontak dan menghentikan penularan. Universitas Harvard juga mengakui kemampuan Singapura sebagai "standar emas" untuk deteksi kasus," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak Juga Video "Waduh! 2 Pasien Positif Corona Asal Singapura Pernah ke Batam"
Anil mengatakan bahwa otoritas Singapura juga gencar mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri, serta mengimbau masyarakat untuk mengambil sikap tenang dan waspada.
Anil juga menekankan pentingnya transparansi dalam penanganan wabah virus corona. "Pemerintah Singapura senantiasa mengadopsi pendekatan transparan dan rasional dalam menangani wabah. Kami berbagi informasi secara tepat waktu dan transparan dengan pemangku kepentingan domestik dan internasional," tutur Anil.
Dikatakan Anil, setiap hari pemerintah Singapura memberitahukan informasi terbaru dari penyebaran kasus corona. Mulai dari informasi terbaru mengenai jumlah orang yang terinfeksi, siapa saja yang kontak dengan penderita hingga memantau tempat tinggal perumahan warga yang ada kasus corona.
Anil pun mengingatkan bahwa situasi internasional saat ini masih tidak menentu, dengan terjadinya wabah corona di sejumlah negara. "Singapura tetap waspada dan memonitor situasi yang berkembang cepat untuk bersiap akan kemungkinan gelombang baru infeksi COVID-19," kata Anil.
Anil menegaskan bahwa situasi di Singapura sangat terkendali meski adanya kasus-kasus virus corona. "Kami tetap terbuka untuk bisnis, bahkan di saat kami mengambil langkah-langkah tambahan dan membuat penyesuaian yang diperlukan untuk kesehatan publik yang lebih baik," tandasnya.
Anil menekankan bahwa pemerintah Singapura siap bekerja sama dengan WHO dan negara-negara lain termasuk Indonesia dalam mengatasi wabah ini. "Sesuai Regulasi Kesehatan Internasional (IHR) 2005, kami telah bekerja sama secara erat dengan negara-negara lain, termasuk Indonesia, untuk memerangi COVID-19. Ini termasuk pertukaran informasi untuk memfasilitasi langkah-langkah lanjutan yang tepat, termasuk penelusuran kontak dan penyelidikan wabah," tandasnya.