Dunia menoleh ke arah Korea Selatan. Soalnya, akselerasi penyebaran virus corona di Korea Selatan sempat menyalip China yang notabene merupakan negara asal virus. Ini gambaran ringkasnya.
Berdasarkan berita detikcom dari berbagai sumber hingga Selasa (3/3/2020), berikut adalah poin-poin yang meringkas informasi perihal wabah COVID-19 di Korsel.
Momen pertama membuka cerita
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korsel pertama kali mengonfirmasi kasus pertama virus corona pada 20 Januari lalu, dengan seorang wanita asal Wuhan, China menjadi pasien pertama yang terinfeksi.
Korea Herald yang mengutip Yonhap memberitakan, sejak saat itu kewaspadaan terhadap corona di Korsel meningkat dari level 'biru' ke 'kuning'. Kini, dilansir AFP, Senin (2/3) negara tersebut telah menaikkan level waspada virus tersebut ke level 'merah' yang merupakan level tertinggi.
Superspreader
Laju penularan virus corona tergolong cepat. Pusat pencegahan dan pengendalian penyakit setempat menyebutnya sebagai peristiwa 'super-spreading'. Istilah super-spread biasa dipakai dalam situasi wabah, menggambarkan penularan pada banyak orang dari satu pasien indeks atau pasien yang pertama kali tertular.
Korea Selatan sempat mencapai rekor tertinggi sebanyak 571 kasus baru. Mengalahkan rekor Cina dalam sehari.
Gereja Shincheonji Yesus
Gereja Shincheonji Yesus di Daegu menjadi pusat perhatian. Soalnya, gereja ini punya sekte yang memuat penularan virus corona. Tanggal 18 Februari, seorang nenek berusia 61 tahun yang terkait sekte ini dinyatakan positif virus corona.
Dari total 4.212 kasus virus corona yang terkonfirmasi di Korea Selatan (Korsel), lebih dari separuhnya terkait dengan sekte Gereja Shincheonji Yesus di Daegu. Pemimpin sekte tersebut, Lee Man-Hee, pun meminta maaf kepada publik atas penyebaran virus corona secara luas yang berpusat di sektenya.
Seperti dilansir AFP, Senin (2/3), permohonan maaf ini disampaikan Lee (88) saat berbicara kepada wartawan di Gapyeong pada Senin (2/3) waktu setempat. Lee sendiri negatif corona.
![]() |
Sebelum Lee meminta maaf, pemerintah kota Seoul telah melaporkan Lee dan 12 tokoh sekte Shincheonji lainnya ke kantor jaksa setempat. Mereka dilaporkan karena dianggap enggan bekerja sama dalam upaya-upaya pencegahan penyebaran virus corona. Pemerintah kota Seoul meminta jaksa setempat untuk menyelidiki Lee dan anak buahnya atas dugaan pembunuhan dan pelanggaran upaya pengendalian penyakit.
Wali Kota Seoul, Park Won-Soon, menyatakan bahwa jika Lee dan tokoh sekte itu lainnya bersedia untuk bekerja sama sejak awal, maka langkah-langkah pencegahan akan bisa dijalankan dengan efektif sehingga bisa menyelamatkan orang-orang yang telah meninggal akibat virus corona.
Konsentrasi: Daegu dan Gyeongsang Utara
57% Kasus virus corona terkonfirmasi di Korsel diyakini berkaitan dengan cabang sekte di atas, lokasinya kebetulan berada di Daegu, 300 km tenggara Seoul, ibu kota negara itu. Sebagian besar kasus yang terkonfirmasi di Daegu dan Gyeongsang Utara. Gyeongsang Utara tak jauh dari Daegu.
Hingga kini, total kasus corona di Daegu dan provinsi Gyeongsang Utara masing-masing telah menjadi 3.081 dan 624 kasus.
![]() |
Korban Ribuan, 23 Orang Meninggal
Laporan kantor berita Yonhap News Agency menyebut, hingga Senin (2/3) waktu setempat, total 4.212 orang positif virus corona di wilayah Korsel. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel (KCDC) melaporkan 26 orang meninggal dunia akibat virus yang pertama muncul di China ini.
Kasus virus corona di Korsel diperkirakan masih bisa bertambah karena otoritas setempat mulai memeriksa lebih dari 260 ribu orang yang diyakini pengikut sekte Shincheonji.
Yang sembuh
Adapun jumlah pasien corona yang telah dinyatakan sembuh, sejauh ini berjumlah 31 orang.
KBRI Seoul tutup dulu
Kantor Kedutaan Besar (Kedubes) Republik Indonesia dan kantor Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC) di Seoul, Korea Selatan (Korsel), ditutup sementara. Penutupan dilakukan untuk mencegah penularan virus tersebut.
"Kantor KBRI dan IIPC Seoul tutup sementara mulai hari Jumat, tanggal 28 Februari 2020, sampai dengan waktu yang akan ditentukan kemudian," ujar Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Korea Selatan Umar Hadi melalui keterangan pers, dilansir Antara pada Kamis (27/2/2020).