Parlemen Malaysia akan menggelar sidang khusus pada 2 Maret mendatang untuk menentukan Perdana Menteri (PM) yang baru bagi negara tersebut. Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah, tidak bisa mendapatkan satu kandidat dengan mayoritas yang jelas di parlemen.
Seperti dilansir media lokal Malaysia, The Star, Kamis (27/2/2020), PM interim Malaysia, Mahathir Mohamad, menyatakan hasil kesimpulan dari pertemuan terbaru dengan Sultan Abdullah menyatakan tidak ada kandidat dengan mayoritas yang jelas di parlemen atau Dewan Rakyat Malaysia, untuk bisa ditunjuk menjadi PM baru.
"Setelah bertemu dengan para anggota parlemen selama dua hari, tidak ada kandidat Perdana Menteri dengan mayoritas yang jelas," sebut Mahathir dalam konferensi pers usai dipanggil Sultan Abdullah ke Istana Negara pada Kamis (27/2) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi Raja mengatakan forum yang benar untuk memutuskan adalah Dewan Rakyat," ucapnya.
"Jadi pada 2 Maret, sidang parlemen akan digelar untuk menentukan siapa yang mendapatkan dukungan mayoritas untuk menjadi Perdana Menteri selanjutnya," cetus Mahathir dalam pernyataannya.
Sultan Abdullah diketahui telah memanggil dan mewawancarai 221 anggota Dewan Rakyat, kecuali Mahathir, selama dua hari pada Selasa (25/2) dan Rabu (26/2) waktu setempat untuk mencari kandidat yang memegang mayoritas jelas dalam parlemen, agar bisa ditunjuk menjadi PM baru. Hal ini dilakukan Sultan Abdullah setelah menerima pengunduran diri Mahathir pada Senin (24/2) waktu setempat.
Tonton juga Mahathir Bertahan di Tengah Gejolak Politik Malaysia :
Partai Pribumi Bersatu Malaysia atau Partai Bersatu, yang keluar dari koalisi pemerintahan Pakatan Harapan (PH), seperti dilansir Channel News Asia, mendukung Mahathir untuk tetap lanjut menjadi PM Malaysia. Sementara tiga partai lainnya anggota koalisi PH mendukung Anwar Ibrahim yang menjabat Ketua Partai Keadilan Rakyat (PKR).
Di sisi lain, kelompok oposisi yakni UMNO dan Partai Islam Se-Malaysia (PAS) menyerukan parlemen dibubarkan untuk membuka jalan menuju pemilu baru. Mahathir sendiri menyatakan dirinya memiliki pemerintahan non-partisan, namun gagasan itu ditolak oleh koalisi PH juga UMNO dan PAS.
Jika parlemen Malaysia nantinya tidak mampu menentukan PM yang baru, maka akan digelar pemilu awal atau snap election. "Jika Dewan Rakyat gagal menemukan satu orang dengan mayoritas, maka kita akan menjalani pemilu awal," ucap Mahathir.
Lebih lanjut, Mahathir menyatakan dirinya setuju untuk kembali menjabat Chairman Partai Bersatu, setelah sebelumnya menyatakan mundur. Namun ketika ditanya apakah Bersatu akan kembali bergabung dengan koalisi PH, Mahathir menyatakan dirinya harus berkonsultasi dengan partainya terlebih dulu.
Dalam konferensi pers ini, Mahathir juga mengumumkan Paket Stimulus Ekonomi 2020 senilai 20 miliar Ringgit untuk memitigasi dampak virus corona atau Covid-19.