Anwar Ibrahim Mengaku Sempat Bujuk Mahathir Agar Tak Mengundurkan Diri

Anwar Ibrahim Mengaku Sempat Bujuk Mahathir Agar Tak Mengundurkan Diri

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 24 Feb 2020 17:39 WIB
Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim
Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim (dok. Reuters)
Kuala Lumpur -

Politikus terkemuka Malaysia, Anwar Ibrahim, mengungkapkan bahwa dirinya sempat meminta kepada Mahathir Mohamad untuk tetap menjabat Perdana Menteri (PM) Malaysia saat mereka bertemu pada Senin (24/2) pagi waktu setempat.

Seperti dilansir media lokal Malaysia, The Star, Senin (24/2/2020), Anwar yang menjabat Ketua Partai Keadilan Rakyat (PKR), menuturkan bahwa dirinya mengajukan permintaan, atas nama PKR dan koalisi pemerintahan Pakatan Harapan (PH), agar Mahathir untuk tetap menjabat PM Malaysia, namun dia tidak mau.

"Saya meminta kepadanya, atas nama Keadilan (PKR-red) dan Pakatan, bahwa pengkhianatan ini bisa diatasi bersama-sama, tapi tentu saja dia memiliki pemikiran berbeda," ungkap Anwar kepada wartawan setempat di luar kantor PKR.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia berpikiran bahwa dia tidak seharusnya diperlakukan seperti itu ... untuk mengasosiasikannya bekerja dengan orang-orang itu," imbuhnya.

Anwar diketahui mendatangi kediaman Mahathir pada Senin (24/2) pagi untuk membahas pergolakan politik di Malaysia. Dalam pertemuan itu, Mahathir mengutarakan niatnya untuk mundur dari jabatannya. Atau dengan kata lain, pertemuan itu digelar sebelum Mahathir mengumumkan pengunduran dirinya.

ADVERTISEMENT

Saat ditanya lebih lanjut apakah Mahathir merasa bertanggung jawab atas pergolakan politik yang sedang berlangsung, Anwar menjawab bahwa Mahathir tidak seharusnya disalahkan. Lebih lanjut, Anwar menyebut nama Mahathir 'telah dimanfaatkan' oleh pihak-pihak tertentu.

"Namanya (Mahathir-red) dimanfaatkan, oleh orang-orang di dalam dan di luar partai saya, dia menekankan apa yang dikatakannya kepada saya sebelumnya, bahwa dia tidak memainkan peran di dalamnya," ucapnya.

"Dia sangat memperjelas bahwa dia tidak akan pernah bekerja dengan pihak-pihak yang terkait rezim masa lalu," imbuh Anwar.

Simak video Suhu Politik di Malaysia Memanas:

Saat ditanya apakah Anwar masih akan menjadi PM ke-8 Malaysia, dia hanya tersenyum dan berkata: "Kita akan lihat."

Usai bertemu Mahathir, Anwar mendatangi Istana Negara untuk bertemu Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah. Dalam pertemuan itu, Anwar menyebut dirinya menyampaikan dan bertukar pandangan dengan Sultan Abdullah, serta meminta nasihat untuk perdamaian dan stabilitas Malaysia.

Mahathir diketahui mengajukan surat pengunduran diri kepada Sultan Abdullah pada Senin (24/2) siang waktu setempat. Keputusan akhir -- untuk menerima atau menolak pengunduran diri ini -- ada di tangan Sultan Abdullah yang memiliki kekuasaan mutlak terkait pemilihan PM Malaysia dan terkait pembubaran parlemen.

Diketahui bahwa Mahathir mengundurkan diri di tengah spekulasi soal pembentukan koalisi baru. Hal ini mencuat setelah petinggi Partai Bersatu, Muhyiddin Yassin, bersama mantan Wakil Ketua PKR, Azmin Ali, menggelar rapat dengan Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan Partai Islam Malaysia (PAS) -- keduanya partai oposisi -- di sebuah hotel di Kuala Lumpur pada Minggu (23/2) waktu setempat.

Azmin, Muhyididin dan beberapa tokoh politik dari UMNO, PAS serta dua partai lainnya dari Borneo, juga bertemu Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah pada Minggu (23/2) waktu setempat untuk meminta dukungan. Hal ini sempat memicu spekulasi soal pergeseran loyalitas politik di antara anggota koalisi PH.

Pada Senin (24/2) waktu setempat, Partai Bersatu telah secara resmi mengumumkan keluar dari koalisi PH di parlemen. Azmin yang dipecat dari PKR, berhasil mengajak 10 anggota parlemen dari partai itu keluar dari koalisi. Hal tersebut memicu tumbangnya dominasi koalisi pemerintahan PH di parlemen Malaysia.

Manuver-manuver politik dari para petinggi partai yang sebelumnya bergabung dengan koalisi PH itu disebut Anwar sebagai 'pengkhianatan'.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads