Tokoh politik Malaysia, Anwar Ibrahim, membela Perdana Menteri (PM) Mahathir Mohamad di tengah manuver-manuver politik yang sebelumnya disebut sebagai 'pengkhianatan' olehnya. Anwar menegaskan Mahathir tidak terlibat dalam upaya-upaya untuk membentuk koalisi baru dengan oposisi.
Seperti dilansir Free Malaysia Today, Senin (24/2/2020), Anwar, yang menjabat Ketua Partai Keadilan Rakyat (PKR), yang merupakan bagian dari koalisi pemerintahan Pakatan Harapan (PH), sebelumnya menyebut ada 'pengkhianatan' terhadap kesepakatan soal transisi kekuasaan yang disepakati sebelum pemilu 2018.
Hal itu disampaikan Anwar menanggapi pertemuan antara beberapa petinggi partai anggota koalisi PH dengan partai-partai oposisi Malaysia pada Minggu (23/2). Salah satu petinggi partai yang bertemu dengan oposisi adalah Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) atau Partai Bersatu yang didirikan oleh Mahathir pada 2016.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditegaskan Anwar, setelah ia menemui Mahathir di kediamannya pada Senin (24/2) waktu setempat, Mahathir menekankan tidak ada kaitannya dengan upaya-upaya untuk membentuk koalisi baru dengan oposisi.
"Dia (Mahathir) menekankan apa yang dia katakan kepada saya sebelumnya, bahwa dia tidak ikut berperan di dalamnya," ungkap Anwar.
"Dia telah memperjelas bahwa dia tidak akan pernah bekerja dengan pihak-pihak yang terkait dengan rezim masa lalu," tegasnya. Anwar juga memperjelas bahwa nama Mahathir telah dicatut oleh pihak-pihak tertentu.
Simak Video "Suhu Politik di Malaysia Memanas"
Diketahui bahwa Mahathir mengajukan pengunduran dirinya sebagai PM Malaysia di tengah pergolakan politik di negara tersebut. Mahathir juga menyatakan mundur dari jabatannya sebagai chairman di Partai Bersatu.
Spekulasi soal pembentukan koalisi baru mencuat setelah petinggi Partai Bersatu, Muhyiddin Yassin, bersama mantan Wakil Ketua PKR, Azmin Ali, menggelar rapat dengan Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan Partai Islam Malaysia (PAS)--keduanya partai oposisi--di sebuah hotel di Kuala Lumpur pada Minggu (23/2) waktu setempat.
Azmin, Muhyididin, dan beberapa tokoh politik dari UMNO, PAS, serta dua partai lainnya dari Borneo, juga bertemu Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah pada Minggu (23/2) waktu setempat untuk meminta dukungan. Hal ini sempat memicu spekulasi soal pergeseran loyalitas politik di antara anggota koalisi PH.
Pada Senin (24/2) waktu setempat, PPBM atau Partai Bersatu telah secara resmi mengumumkan keluar dari koalisi PH di parlemen. Azmin, yang dipecat dari PKR, juga berhasil mengajak 10 anggota parlemen dari partai itu keluar dari koalisi. Hal tersebut memicu tumbangnya dominasi koalisi pemerintahan PH di parlemen Malaysia.
Manuver-manuver politik dari para petinggi partai yang sebelumnya bergabung dengan koalisi PH itu membuat Anwar terkejut. Dia bahkan menyebut manuver politik itu sebagai 'pengkhianatan'.