Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membenarkan adanya rencana penandatanganan perjanjian damai dengan Taliban. Penandatanganan itu akan tercapai jika masa 'pengurangan kekerasan' dengan Taliban selama tujuh hari selesai.
"Ya. Aku akan membubuhkan namaku di atasnya (surat perjanjian damai)," ujar Trump seperti dilansir AFP, Senin (24/2/2020).
Baca juga: Dua Tentara AS Tewas Ditembak di Afghanistan |
Wacana itu muncul setelah gencatan senjata sebagian diberlakukan di Afghanistan pada hari Sabtu (22/2), dengan pasukan Taliban, AS, dan Afghanistan menyetujui "pengurangan kekerasan" selama seminggu. Gencatan senjata itu dimaksudkan untuk menetapkan syarat bagi Washington dan pemberontak untuk menandatangani kesepakatan di Doha pada 29 Februari yang pada akhirnya dapat menyebabkan penarikan pasukan AS setelah lebih dari 18 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tonton juga video Deal of Century Buatan Trump Picu Amarah Warga Yordania:
Trump memang tidak spesifik mengatakan tentang dokumen apa yang akan dia tandatangani. Tetapi, dia mengatakan keputusan penandatanganan itu akan bergantung pada kemajuan selama gencatan senjata awal.
"Ini baru bertahan satu setengah hari. Kita akan lihat apa yang terjadi," katanya
"Saya ingin melihat bagaimana periode seminggu ini berjalan. Jika berhasil selama kurang dari satu minggu ke depan, saya akan mencantumkan nama saya di atasnya. Saatnya pulang. Dan mereka ingin berhenti," imbuhnya.
Trump juga menilai kelompok Taliban juga menginginkan perjanjian itu. Trump menyebut kelompok Taliban telah lelah berperang.
"Saya pikir Taliban juga ingin membuat kesepakatan. Mereka lelah berperang," pungkasnya.