Mantan Perdana Menteri (PM) Australia, Tony Abbott, menyampaikan pernyataan mengejutkan terkait tragedi pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370. Abbott mengklaim pejabat level 'sangat tinggi' di Malaysia meyakini MH370 sengaja dijatuhkan oleh kapten pesawat dalam aksi pembunuhan massal-bunuh diri.
Seperti dilansir AFP, Rabu (19/2/2020), pernyataan itu disampaikan Abbott yang menjabat PM Australia periode 2013-2015 dalam tayangan dokumenter Sky News yang disiarkan Rabu (19/2) waktu setempat. Kutipan pernyataan itu telah dirilis ke publik.
Diketahui bahwa MH370 hilang pada 8 Maret 2014 saat mengudara dari Kuala Lumpur menuju Beijing, China. Keberadaan pesawat jenis Boeing 777-200ER yang membawa 239 orang ini masih misterius hingga kini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak ada pertanda keberadaan pesawat ini saat pencarian dilakukan di zona perairan seluas 120 ribu kilometer persegi di Samudra Hindia, meskipun sejumlah puing yang diyakini dari MH370 sempat ditemukan. Pencarian terbesar dalam sejarah penerbangan yang dipimpin Australia ini dihentikan pada Januari 2017.
Sebuah perusahaan eksplorasi laut asal Amerika Serikat (AS) kemudian melancarkan pencarian privat tahun 2018 lalu. Pencarian itu berakhir setelah beberapa bulan penyisiran dasar lautan dilakukan tanpa hasil. Hilangnya MH370 telah sejak lama memicu banyak teori, termasuk teori bahwa pilot veteran yang menjadi kapten pesawat itu, Zaharie Ahmad Shah, telah membelot.
Abbott mengklaim dirinya diberitahu dalam kurun waktu seminggu setelah MH370 hilang, bahwa Malaysia meyakini kapten pesawat itu telah secara sengaja menjatuhkan pesawat tersebut.
"Pemahaman saya yang sangat jelas dari level sangat tinggi pada pemerintahan Malaysia adalah bahwa sangat, sangat dini di sini, mereka berpikir itu merupakan aksi pembunuhan-bunuh diri (murder-suicide) oleh pilot," ucap Abbott.
"Saya tidak akan menyebut siapa yang mengatakan hal apa kepada siapa tapi biarkan saya ulangi, saya ingin sungguh-sungguh jelas, dipahami bahwa pada level tertinggi bahwa ini hampir pasti merupakan pembunuhan-bunuh diri oleh pilot, pembunuhan massal-bunuh diri oleh pilot," tegasnya.
Keluarga dan rekan-rekan Zaharie telah sejak lama membantah klaim-klaim semacam itu sebagai hal tak berdasar.
Menanggapi hal tersebut, mantan Kepala Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia, Azharuddin Abdul Rahman, mengkritik pernyataan Abbott dan menyebut tidak ada bukti cukup untuk mendukung gagasan itu.
"Itu hanya sebuah teori," sebut Azharuddin, yang masih menjabat saat MH370 hilang, kepada AFP. "Anda melontarkan spekulasi ini dan itu akan melukai keluarga korban. Keluarga pilot juga akan merasa sangat buruk karena Anda melontarkan tuduhan tanpa bukti apapun," imbuhnya.
Sebelumnya pada tahun 2016, sejumlah pejabat Malaysia mengungkapkan bahwa Zaharie merencanakan rute penerbangan di atas Samudra Hindia dengan sebuah simulator penerbangan di rumahnya. Namun para pejabat Malaysia juga menekankan bahwa temuan ini tidak membuktikan Zaharie secara sengaja menjatuhkan MH370.
Laporan akhir atas tragedi MH370 yang dirilis tahun 2018 menyoroti kegagalan pihak kontrol lalu lintas udara (ATC) dan menyebut rute penerbangan MH370 diubah secara manual. Namun tidak ada kesimpulan akhir yang tegas terkait tragedi MH370, yang memicu kemarahan dan kekecewaan keluarga korban.