Beijing -
Lonjakan drastis jumlah kasus virus corona atau Covid-19 dilaporkan terjadi di wilayah China daratan, khususnya Provinsi Hubei yang menjadi pusat wabah ini. Lonjakan drastis ini terjadi setelah otoritas Provinsi Hubei mengubah metode diagnosis untuk kasus virus corona yang terkonfirmasi di wilayahnya.
Seperti dilansir AFP dan media nasional China Global Television Network (CGTN), Kamis (13/2/2020), otoritas Provinsi Hubei melaporkan adanya 242 kematian dalam sehari pada Rabu (12/2) waktu setempat. Tambahan itu menjadikan jumlah korban tewas akibat virus corona di Provinsi Hubei sejauh ini mencapai total 1.310 orang.
Jumlah kasus baru di Provinsi Hubei dilaporkan mencapai 14.840 kasus virus corona hanya dalam sehari, pada Rabu (12/2) waktu setempat, yang merupakan jumlah kasus baru terbesar dalam sehari sejak virus ini muncul pada Desember tahun lalu. Jumlah itu termasuk 13.332 kasus klinis yang didiagnosis melalui CT scan.
Dengan demikian, total saat ini ada 48.206 kasus virus corona yang terkonfirmasi di Provinsi Hubei. Lonjakan tajam jumlah kasus baru terjadi setelah otoritas kesehatan setempat mengubah metode diagnosis untuk kasus virus corona yang terkonfirmasi di wilayahnya.
Komisi Kesehatan Provinsi Hubei menjelaskan bahwa 13.332 kasus klinis itu sebenarnya awalnya merupakan kasus 'suspect' virus corona. Namun kemudian didiagnosis sebagai kasus virus corona terkonfirmasi setelah metode diagnosis diperluas, termasuk dengan melibatkan CT scan.
Berikut lima berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom hari ini:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- 242 Orang Tewas dalam Sehari, Korban Jiwa Corona Melonjak Jadi 1.363 Orang
Jumlah korban jiwa akibat keganasan virus corona di China melonjak drastis. Sejauh ini korban jiwa telah bertambah menjadi 1.361 di China, sehingga ditambah satu korban jiwa di Hong Kong dan satu korban jiwa di Filipina maka total korban jiwa secara global mencapai 1.363 orang.
Menurut media China, CGTN, Kamis (13/2/2020), jumlah kasus terkonfirmasi virus corona hingga Rabu (12/2) tengah malam waktu setempat mencapai 59.651 orang.
Provinsi Hubei yang merupakan pusat wabah corona, melaporkan adanya 14.840 pasien baru dalam satu hari, yakni pada Rabu (12/2) sehingga total kasus terkonfirmasi virus corona di provinsi itu kini menjadi 48.206.
Komisi kesehatan Hubei melaporkan seperti dilansir CGTN, bahwa di provinsi tersebut tercatat 242 kematian pasien virus corona hanya dalam satu hari, yakni pada Rabu (12/2). Ini merupakan angka penghitungan terbesar dalam sehari sejak wabah ini muncul.
Juga disebutkan bahwa jumlah pasien yang telah dinyatakan sembuh dan boleh meninggalkan rumah sakit saat ini mencapai 5.646 orang.
- China Ubah Metode Diagnosis, Jumlah Kasus Virus Corona Melonjak Drastis
Lonjakan drastis jumlah kasus virus corona atau Covid-19 dilaporkan terjadi di wilayah China daratan, khususnya Provinsi Hubei yang menjadi pusat wabah ini. Lonjakan drastis ini terjadi setelah otoritas Provinsi Hubei mengubah metode diagnosis untuk kasus virus corona yang terkonfirmasi di wilayahnya.
Seperti dilansir AFP dan media nasional China Global Television Network (CGTN), Kamis (13/2/2020), otoritas Provinsi Hubei melaporkan adanya 242 kematian dalam sehari pada Rabu (12/2) waktu setempat. Tambahan itu menjadikan jumlah korban tewas akibat virus corona di Provinsi Hubei sejauh ini mencapai total 1.310 orang.
Jumlah kasus baru di Provinsi Hubei dilaporkan mencapai 14.840 kasus virus corona hanya dalam sehari, pada Rabu (12/2) waktu setempat, yang merupakan jumlah kasus baru terbesar dalam sehari sejak virus ini muncul pada Desember tahun lalu. Jumlah itu termasuk 13.332 kasus klinis yang didiagnosis melalui CT scan.
Dengan demikian, total saat ini ada 48.206 kasus virus corona yang terkonfirmasi di Provinsi Hubei. Lonjakan tajam jumlah kasus baru terjadi setelah otoritas kesehatan setempat mengubah metode diagnosis untuk kasus virus corona yang terkonfirmasi di wilayahnya.
Komisi Kesehatan Provinsi Hubei menjelaskan bahwa 13.332 kasus klinis itu sebenarnya awalnya merupakan kasus 'suspect' virus corona. Namun kemudian didiagnosis sebagai kasus virus corona terkonfirmasi setelah metode diagnosis diperluas, termasuk dengan melibatkan CT scan.
- Duh! Sudah 218 Orang Positif Corona di Kapal Pesiar yang Dikarantina Jepang
Kementerian Kesehatan Jepang kembali mengumumkan lonjakan kasus virus corona di kapal pesiar Diamond Princess yang sedang dikarantina. Sebanyak 44 orang di kapal pesiar yang dikarantina di perairan Jepang itu telah dipastikan positif virus corona. Ini berarti sejauh ini sudah 218 orang yang terinfeksi virus corona di kapal pesiar tersebut, termasuk seorang petugas karantina.
Menteri Kesehatan Jepang, Katsunobu Kato mengatakan, 44 kasus baru itu diketahui dari hasil tes 221 orang di kapal pesiar tersebut. Kato mengatakan bahwa dari 44 kasus baru itu, 43 di antaranya adalah penumpang dan satu awak kapal.
Kato mengatakan, otoritas kini akan memindahkan warga lanjut usia dari kapal tersebut jika hasil tes mereka negatif. Mereka akan ditempatkan di sebuah penginapan yang ditunjuk pemerintah.
Kato mengatakan bahwa di kapal ada warga berusia lanjut yang sebelumnya memiliki riwayat penyakit lain. "Ada pula mereka yang harus tinggal di kamar-kamar tanpa jendela hingga masa inkubasi berakhir pada 19 Februari," ujar Kato.
"Kami akan melakukan tes bagi mereka yang berada dalam risiko tinggi dan jika hasil tes mereka negatif, mereka yang ingin turun dibolehkan untuk pergi dan tinggal di fasilitas penginapan yang akan disiapkan pemerintah," kata Kato seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (13/2/2020).
- Ditolak 4 Negara karena Corona, Kapal Pesiar Ini Akhirnya Diterima Kamboja
Sebuah kapal pesiar bernama MS Westerdam yang ditolak empat negara karena kekhawatiran wabah virus corona, akhirnya diizinkan berlabuh di perairan Kamboja. Sebanyak 2.200 penumpang dan awak di dalam kapal kini akan diperiksa kondisi kesehatannya.
Seperti dilansir Associated Press, Kamis (13/2/2020), kapal pesiar ini tidak disambut baik oleh otoritas Jepang, Filipina, Taiwan dan Thailand meskipun operatornya, Holland America Line, menegaskan tidak ada kasus virus corona atau COVID-19 yang terkonfirmasi di dalam kapal yang membawa 1.455 penumpang dan 802 awak ini.
Pada Kamis (13/2) waktu setempat, kapal pesiar ini diizinkan berlabuh di perairan berjarak 1 kilometer dari pelabuhan utama Sihanoukville, Kamboja. Gubernur Prah Sihanoukville, Kouch Chamrouen, menyatakan bahwa tim medis setempat akan melakukan pemeriksaan kesehatan dan menentukan proses penurunan penumpang serta awak kapal tersebut.
- Wabah Corona Terus Merajalela, Pabrik iPhone dan Mobil pun Bikin Masker
Demi memenuhi kebutuhan masker yang mendesak di China saat virus corona merajalela, sejumlah pabrik melakukan produksi lintas sektor. Mulai dari pabrik popok, pabrik mobil, pabrik garmen hingga pabrik perakitan smartphone kini memproduksi masker dan pakaian pelindung yang diperlukan dalam memerangi wabah virus corona.
Seperti dilansir AFP, Kamis (13/2/2020), hanya dalam dua hari, sebuah pabrik popok bernama New Yifa Group mengubah jalur produksinya di Provinsi Fujian untuk membuat masker wajah. Pabrik itu memanfaatkan sejumlah material yang biasanya digunakan untuk menghasilkan produk-produk higienis.
"Seluruh pegawai kami sedang mengerjakan masker sekarang," ucap Wakil Presiden New Yifa Group, Shen Shengyuan, kepada AFP dalam wawancara via telepon.
Dia menambahkan bahwa pabrik di Provinsi Fujian mampu memproduksi hingga 600 ribu buah masker setiap harinya. Menurut Shen, perusahaannya akan mengubah jalur produksi popok lainnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini