Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggelar pertemuan para pakar untuk mempercepat pengembangan obat dan vaksin yang bisa membantu memperlambat penyebaran wabah virus corona yang merajalela.
Seperti dilansir Associated Press, Selasa (11/2/2020), virus corona baru atau novel coronavirus baru teridentifikasi akhir tahun lalu di kota Wuhan, China. Sejauh ini belum ada obat atau vaksin resmi untuk virus yang memicu gangguan pernapasan itu.
Tes-tes diagnostik telah dikembangkan oleh beberapa laboratorium, namun belum ada uji coba cepat yang tersedia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga Selasa (11/2) ini, total 1.018 orang meninggal akibat wabah virus corona di China, Hong Kong dan Filipina. Lebih dari 43 ribu kasus virus corona terkonfirmasi di sedikitnya 20 negara, dengan 99 persen kasus ada di wilayah China daratan.
Sedikitnya 60 juta orang di wilayah China bagian tengah masih diisolasi oleh pemerintah, yang dimaksudkan untuk mengendalikan penyebaran virus corona. Otoritas kesehatan seluruh dunia berpacu dengan waktu untuk melacak orang-orang yang terinfeksi virus ini.
Di Jepang, lebih dari 3.700 orang dikarantina di dalam kapal pesiar yang berlabuh di Yokohama, setelah satu penumpang dinyatakan positif virus corona. Sejauh ini ada 135 orang yang positif virus corona di dalam kapal pesiar tersebut.
"Sulit dipercaya bahwa dua bulan lalu, virus ini -- yang menjadi perhatian media, pasar finansial dan para pemimpin politik -- sama sekali tidak diketahui oleh kita," ucap Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Tonton juga China Krisis Masker dan Pakaian Pelindung Anti-virus :
WHO yang merupakan badan kesehatan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) ini menyebut masih banyak hal-hal kritis yang belum terjawab soal virus corona, termasuk soal binatang apa yang menjadi sumbernya, kemudian bagaimana virus ini menular antarmanusia dan bagaimana cara terbaik untuk merawat pasien yang terinfeksi.
"Untuk mengalahkan wabah ini, kita butuh jawaban untuk semua pertanyaan itu," tegas Tedros.
Pertemuan para pakar yang digelar WHO akan berlangsung selama dua hari di Jenewa, Swiss hingga Rabu (12/2) waktu setempat. Menurut AFP, sedikitnya 400 ilmuwan akan hadir dalam pertemuan ini untuk membahas bagaimana virus ini ditularkan dan kemungkinan vaksinnya.
Para pakar sebelumnya menyatakan dibutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk bisa mengembangkan obat atau vaksin yang disetujui.