Otoritas Iran mengklaim 'sukses' meluncurkan sebuah satelit ke luar angkasa, namun gagal menempatkannya ke orbit. Hal ini menjadi pukulan bagi program luar angkasa Iran yang oleh Amerika Serikat (AS) disebut dipakai sebagai kedok untuk pengembangan rudal.
Seperti dilansir AFP, Senin (10/2/2020), Iran meluncurkan satelit yang diberi nama Zafar, yang berarti 'Kemenangan' dalam bahasa Farsi, pada Minggu (9/2) waktu setempat, atau beberapa hari sebelum peringatan ke-41 tahun untuk Revolusi Islam dan digelarnya pemilu parlemen yang krusial di Iran.
Kementerian Pertahanan Iran dalam pernyataannya menyebut satelit Zafar diluncurkan ke luar angkasa pada Minggu (9/2) malam, sekitar pukul 19.15 waktu setempat. Namun diakui oleh Kementerian Pertahanan Iran bahwa satelit itu gagal mencapai orbit yang ditetapkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan awalnya menyatakan satelit itu 'berhasil' diluncurkan dan melaju '90 persen dari rute', dengan mencapai ketinggian 540 kilometer.
"(Roket) Simorgh dengan sukses mendorong satelit Zafar ke luar angkasa," ucap Ahmad Hosseini dari Unit Luar Angkasa Kementerian Pertahanan Iran.
"Namun sayangnya, pada momen-momen akhir (roket) pendorong tidak mencapai kecepatan yang diperlukan (untuk membawa satelit ke orbit)," ujar Hosseini dalam pertanyaan kepada televisi nasional Iran.
Meski gagal mencapai orbit, Iran menyatakan puas dengan peluncuran ini. "Insya Allah dengan peningkatan dalam peluncuran di masa mendatang, misi ini akan berhasil dilakukan," imbuh Hosseini.
"Kita telah mencapai sebagian besar tujuan yang kita punya dan data-datanya telah didapatkan, dan dalam waktu dekat, dengan menganalisis data, kita akan mengambil langkah-langkah selanjutnya," ujarnya.
Menteri Telekomunikasi Iran, Mohammad Javad Azari Jahromi, dalam pernyataan terpisah via Twitter mengakui bahwa peluncuran satelit itu 'gagal'.
"Tapi kita TIDAK BISA DIHENTIKAN! Kita akan memiliki lebih banyak satelit-satelit Iran yang akan datang!" sebut Jahromi dalam pernyataan berbahasa Inggris. "Saya ingin membuat Anda senang dengan #good_news tapi terkadang hidup tidak berjalan seperti yang kita inginkan," imbuhnya.
Iran juga mengumumkan adanya rudal balistik jarak pendek jenis baru dan sejumlah mesin 'generasi baru' yang dirancang untuk membawa satelit ke luar angkasa.
Program luar angkasa Iran memicu kekhawatiran negara-negara Barat karena teknologi yang digunakan pada roket-roket pendorongnya, juga bisa digunakan pada rudal balistik. Iran berhasil meluncurkan beberapa satelit sejak Februari 2009. Pada Januari 2019 lalu, Iran meluncurkan satelit yang diberi nama 'Payam', yang juga gagal mencapai orbit. Otoritas Iran saat itu menyebut satelit tersebut diluncurkan untuk mengumumkan data soal lingkungan di Iran.
AS menyebut peluncuran satelit dengan roket pendorong itu melanggar Resolusi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tahun 2015 yang mendukung pembatasan program nuklir Iran. Iran menegaskan pihaknya tidak berniat membuat senjata nuklir dan menyatakan aktivitas luar angkasanya bertujuan damai dan mematuhi resolusi PBB.