Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menduga Iran sejak awal tahu bahwa rudalnya telah menyebabkan pesawat Boeing 737-800 Ukraine International Airlines (UIA) jatuh. Hal ini diungkapkan Zelensky setelah bocornya rekaman yang diduga berasal dari kontrol lalu lintas udara Iran.
Seperti dilansir AFP, Selasa (4/2/2020), rekaman itu ditayangkan di saluran TV Ukraina 1+1 pada Minggu (2/2). Dalam rekaman tersebut ada percakapan antara pengendali lalu lintas udara dan pilot pesawat lainnya pada saat insiden dijatuhkannya pesawat Ukraina pada Rabu (8/1) di mana 176 orang di dalamnya tewas.
Dalam rekaman tersebut, pilot dapat didengar menggambarkan "cahaya rudal" pada rute penerbangan hingga kemudian kemudian terjadi ledakan.
Zelensky mengatakan setelah rilis rekaman bahwa itu "membuktikan bahwa pihak Iran tahu sejak awal bahwa pesawat kami terkena rudal".
"Semuanya terdengar di sana," kata Zelensky kepada 1+1. "Semuanya terekam," sambungnya.
'Itu Cahaya dari Misil'
Saluran TV 1+1 menampilkan klip audio penerbangan Aseman Airlines dari kota Shiraz, Iran selatan ke Teheran, berkomunikasi dengan kontrol lalu lintas udara di ibukota Iran.
"Ada serangkaian lampu di rute kita, seperti rudal. Apakah ada sesuatu?" pilot terdengar bertanya.
"Seperti apa cahayanya?" tanya si pengendali lalu lintas udara.
"Itu adalah cahaya misil," jawab pilot.
Menara kontrol kemudian gagal menghubungi pesawat Ukraina.
Setelah beberapa menit, pilot berkata: "Ada ledakan. Kami melihat cahaya yang sangat terang di sini."
Tidak jelas bagaimana saluran 1+1 mendapatkan rekaman itu. Tetapi para pejabat membantah bahwa itu datang dari pihak berwenang Ukraina.
"Ini adalah penyelidikan jurnalistik. Anda perlu bertanya kepada mereka dari mana mereka mendapatkan rekaman ini," kata Sekretaris Dewan Pertahanan dan Keamanan Ukraina, Oleksiy Danilov, kepada AFP.
Presiden UIA Yevgeniy Dykhne mengatakan penting "untuk tidak menciptakan sensasi lain" di sekitar bencana, tetapi perlu upaya "untuk memastikan penyelidikan menyeluruh dan lengkap" dari kecelakaan itu.
Iran awalnya membantah misilnya menyebabkan jatuhnya pesawat UIA. Namun kemudian mengakui bahwa dua rudal ditembakkan ke pesawat oleh pertahanan udara dalam siaga tinggi, beberapa jam setelah angkatan bersenjata Iran menembakkan rudal balistik ke pasukan AS yang ditempatkan di Irak.
Jatuhnya pesawat UIA terjadi pada hari-hari setelah pembunuhan AS atas komandan Iran terkemuka, Qasem Soleimani, di dekat bandara Baghdad. Iran menanggapi dengan rentetan rudal di dua pangkalan AS di Irak.
Tetapi beberapa jam kemudian, unit Garda Revolusi Iran secara keliru menembak jatuh pesawat penumpang Ukraina, yang oleh Presiden Iran Hassan Rouhani disebut sebagai "kesalahan manusia".