Kepolisian Inggris menembak mati seorang pria muda yang melakukan serangan penikaman dengan sebuah parang. Serangan ini disebut otoritas Inggris sebagai insiden 'terkait teroris'.
Seperti dilansir AFP, Senin (3/2/2020), seorang saksi mata menuturkan pria yang melakukan serangan itu kabur dari polisi saat ditembak pada Minggu (2/2) waktu setempat. Penembakan oleh polisi ini terjadi di ruas jalanan Streatham High Road, London, yang sibuk dan ramai orang.
Kepolisian Metropolitan London mengumumkan bahwa pelaku serangan itu tewas pada pukul 14.00 waktu setempat. Pelaku ditembak karena mengenakan rompi peledak yang ternyata palsu. Salah satu saksi mata yang enggan disebut identitasnya, melihat langsung momen pengejaran dan penembakan Amman oleh polisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya melihat seorang pria dengan parang dan beberapa tabung perak di dadanya, sedang dikejar oleh seseorang yang saya duga sebagai polisi yang menyamar karena mereka memakai pakaian sipil," ucapnya kepada Press Association. "Pria itu kemudian ditembak. Saya rasa saya mendengar tiga suara tembakan," imbuhnya.
Pelaku diidentifikasi sebagai Sudesh Amman (20). Dia disebut pernah dipenjara karena kasus terorisme dan baru saja bebas lebih awal dari penjara setempat.
"Tersangka baru-baru ini bebas dari penjara di mana dia menjalani masa hukuman untuk pelanggaran terkait kelompok Islamis," sebut Deputi Asisten Komisioner Lucy D'Orsi dari Kepolisian Metropolitan London.
Laporan media-media lokal menyebut Amman pernah ditangkap polisi London pada Mei 2018 lalu atas kecurigaan merencanakan serangan teror. Sebulan sebelumnya dia memicu kekhawatiran otoritas setempat dengan postingannya pada aplikasi pesan Telegram.
![]() |
Amman kemudian dipenjara pada Desember 2018 atas 13 dakwaan teror. Beberapa pekan terakhir, dia dibebaskan dari penjara dan berada di bawah 'pengawasan polisi aktif' seusai bebas.
Beberapa orang mengalami luka-luka dalam insiden ini. Disebutkan D'Orsi bahwa salah satu korban luka, seorang pria berusia 40-an tahun, awalnya dilaporkan mengalami luka yang mengancam nyawanya, kini telah mulai membaik di rumah sakit.
Seorang wanita berusia 50-an tahun yang mengalami luka-luka sempat dirawat di rumah sakit, tapi kemudian diperbolehkan pulang. Satu korban luka lainnya merupakan seorang wanita berusia 20-an tahun, yang dilaporkan mengalami luka ringan akibat terkena pecahan kaca.
Usai serangan itu, pemerintah Inggris mengumumkan pemberlakuan hukuman lebih lama untuk setiap tindak terorisme dan mengakhiri pembebasan dini untuk terpidana terorisme, serta meningkatkan anggaran pemberantasan terorisme bagi kepolisian untuk tahun finansial mendatang.
Perdana Menteri (PM) Boris Johnson berterima kasih kepada para petugas darurat atas respons mereka. "Pikiran saya tertuju pada para korban luka dan mereka yang terdampak," ucapnya.
Wali Kota London, Sadiq Khan, secara terang-terangan menyebut serangan itu sebagai aksi teroris. "Teroris berupaya memecah-belah kita untuk menghancurkan hidup kita -- di sini di London kita tidak akan pernah membiarkan mereka berhasil," tegasnya.