Fakta tentang Laba-laba Paling Beracun di Dunia yang Mengancam Australia

Fakta tentang Laba-laba Paling Beracun di Dunia yang Mengancam Australia

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 23 Jan 2020 13:26 WIB
Laba-laba funnel-web suka membuat rumah di dalam sepatu manusia (Australian Reptile Park via abc.net.au)
Sydney -

Australia kini tengah menghadapi ancaman laba-laba beracun, setelah baru saja menghadapi kebakaran hutan yang ekstrem dan hujan es yang sempat memicu banjir bandang. Aktivitas laba-laba yang disebut sebagai paling beracun di dunia ini, diperkirakan meningkat saat kondisi lembab yang kini tengah menyelimuti Australia, khususnya Sydney.

Seperti dilansir The Guardian, Kamis (23/1/2020), sejumlah pakar memperingatkan warga Australia, khususnya kota Sydney, untuk lebih waspada dengan keberadaan laba-laba funnel-web (funnel-web spider) yang dikenal dengan bisa yang sangat beracun dan beraksi cepat.

Peringatan dari Taman Reptil Australia yang berlokasi di Central Coast, sekitar 50 kilometer sebelah utara kota Sydney, menyebutkan bahwa dalam beberapa hari ke depan, warga kota Sydney bisa merasakan penampakan 'bonanza' atau sejumlah besar laba-laba funnel-web di sekitar mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laba-laba funnel-web akan berkembang biak secara subur di Sydney, terutama setelah Australia dilanda cuaca basah akibat hujan es yang diikuti cuaca panas dalam beberapa hari terakhir, telah menciptakan 'kondisi sempurna' bagi berkembang biaknya laba-laba jenis tersebut.

"Karena hujan baru-baru ini dan hari-hari yang panas yang sekarang kita rasakan, laba-laba funnel-web akan mulai berkeliaran. Laba-laba funnel-web berpotensi menjadi salah satu laba-laba paling berbahaya di planet ini, dalam hal menggigit manusia dan kita harus menanganinya dengan sangat serius," sebut juru bicara Taman Reptil Australia, Daniel Rumsey, seperti dilansir CNN.

ADVERTISEMENT

Ada lebih dari 30 spesies laba-laba funnel-web di dunia ini, namun spesies laba-laba funnel-web Sydney atau yang memiliki nama Latin 'atrax robustus' memegang Rekor Dunia untuk laba-laba paling beracun di dunia. Spesies ini hanya bisa ditemukan di wilayah Sydney dan sekitarnya, tepatnya di area hutan yang lembab di pantai utara dan di Dataran Tinggi Woronora di selatan.

Simak Video "Pria Australia Diisolasi Setelah Terdeteksi Ciri Virus Corona"

[Gambas:Video 20detik]

Pihak Taman Reptil Australia melaporkan peningkatan aktivitas laba-laba funnel-web dalam beberapa hari terakhir. Anggota terkemuka Kelompok Ekologi Integratif pada Universitas Sydney, Prof Dieter Hochuli, menyebut peningkatan aktivitas ini dipicu kombinasi beberapa faktor.

"Masa-masa hangat tahun ini menjadi masa saat (laba-laba) jantan, yang lebih berbahaya bagi manusia, berkeliaran pada malam hari mencari (laba-laba) betina," sebut Hochuli, yang juga menyebut tak hanya cuaca basah dan lembab, melainkan potensi hujan yang memicu banjir juga memicu peningkatan aktivitas.

Yang memicu kekhawatiran lainnya, selain di hutan, laba-laba funnel-web juga dapat tinggal di area permukiman warga. Pawang reptil dan laba-laba dari Taman Reptil Australia, Jake Meney, menyebut laba-laba funnel-web 'lebih suka membuat rumah di dalam tempat-tempat yang terlindung, teduh, yang selalu sejuk dan lembab'.

"(Laba-laba funnel-web) Sering ditemukan di tempat-tempat lembab seperti cucian (laundry), garasi atau di dalam sepatu yang ditinggal di atas tanah," sebut Meney.

"Bisanya sangat beracun dan bisa membunuh seseorang," ucap pemilik ABC Pest Control Sydney, Warren Bailey, kepada CNN.

Bailey menyebut bahwa laba-laba funnel web biasanya aktif saat musim panas, namun musim laba-laba muncul belakangan karena tahun ini Australia dilanda musim panas yang sangat kering dalam beberapa bulan. "Laba-laba funnel-web kini keluar dengan hujan baru-baru ini, laba-laba itu bisa masuk ke dalam rumah orang-orang di tanah atau dari atap," imbuhnya.

Bagi warga yang terkena gigitan laba-laba funnel-web, diimbau tetap tenang dan mendapatkan pertolongan pertama baru bergerak secepat mungkin ke rumah sakit terdekat.

Bagi warga yang tahu caranya, diimbau untuk menangkap laba-laba funnel-web yang mereka temui dengan toples kaca besar lalu membawanya kepada Taman Reptil Australia untuk diolah menjadi anti-racun atau penawar bisa mematikan dari laba-laba itu. Program anti-racun di Taman Reptil Australia dimulai sejak awal tahun 1980-an, dan sejak saat itu belum ada satupun kasus gigitan laba-laba funnel-web yang memicu kematian.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads