Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Yunani memiliki presiden perempuan. Parlemen Yunani memilih Ekaterini Sakellaropoulou, seorang hakim senior yang sangat berpengalaman dalam isu lingkungan dan hukum konstitusional, sebagai presiden baru Yunani.
Seperti dilansir AFP, Rabu (22/1/2020), Sakellaropoulou yang berusia 63 tahun ini terpilih menjadi presiden baru Yunani dalam voting yang digelar parlemen pada Rabu (22/1) waktu setempat. Mayoritas 261 suara dari total 294 anggota parlemen mendukung Sakellaropoulou.
"Ekaterini Sakellaropoulou telah terpilih sebagai presiden republik ini," tegas Ketua Parlemen Yunani, Costas Tassoulas, dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sakellaropoulou akan diambil sumpahnya sebagai Presiden Yunani pada 13 Maret mendatang. Dia akan menjabat selama lima tahun ke depan. Sakellaropoulou menggantikan Prokopis Pavlopoulos yang masa jabatan lima tahunnya akan berakhir pada Maret nanti.
Perdana Menteri (PM) Yunani, Kyriakos Mitsotakis, yang secara pribadi mencalonkan Sakellaropoulou, memujinya sebagai sosok hakim yang 'luar biasa' yang pencalonannya 'menyatukan seluruh warga Yunani'.
Diketahui bahwa Sakellaropoulou sebelumnya menjabat Ketua Dewan Negara, yang merupakan pengadilan administrasi tinggi Yunani. Dia mencetak sejarah sebagai wanita pertama yang memimpin Dewan Negara.
Dia merupakan anak seorang hakim agung di Yunani dan menyelesaikan kuliah di Sorbonne University di Paris, Prancis.
Meskipun Presiden Yunani merupakan pemimpin negara dan panglima tertinggi, namun jabatan itu hanyalah seremonial. Presiden Yunani bisa mengonfirmasi pemerintah dan aturan hukum dan secara teknis bisa menyatakan perang, namun harus bersama-sama dengan pemerintah yang dipimpin PM.
Terpilihnya Sakellaropoulou sebagai presiden wanita pertama di Yunani ini sangat signifikan. Karena menurut Associated Press, Yunani secara historis memiliki jumlah pejabat wanita yang sangat rendah dalam politik. Dalam kabinet pemerintahan saat ini, hanya satu dari 18 jabatan senior yang dipegang wanita.