Pria-pria bersenjata menyerang dan membunuh komandan pasukan paramiliter lokal di Iran bagian barat daya. Komandan paramiliter yang tewas dalam serangan itu merupakan kolega dari jenderal top Iran, Qasem Soleimani, yang tewas dalam serangan drone Amerika Serikat (AS) di Irak, awal Januari lalu.
Seperti dilansir Associated Press, Rabu (22/1/2020), serangan sekelompok pria bersenjata itu menewaskan Abdolhossein Mojaddami yang merupakan komandan pasukan Basij, sayap paramiliter Garda Revolusi Iran. Pasukan Basij biasa dikerahkan untuk menjaga keamanan internal dan tugas-tugas lainnya.
Laporan kantor berita IRNA menyebutkan bahwa Mojaddami ditembak mati di depan rumahnya di kota Darkhoein, Provinsi Khuzestan -- yang kaya minyak -- pada Rabu (22/1) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut laporan IRNA, pelaku penyerangan merupakan dua pria bersenjata yang menaiki sebuah sepeda motor sambil menenteng sebuah senapan serbu dan sebuah senapan berburu. Kedua pria bersenjata itu menyergap Mojaddami secara tiba-tiba sebelum menewaskannya.
Media-media lokal Iran lainnya melaporkan bahwa wajah kedua pria bersenjata itu ditutupi dengan penutup wajah. Dilaporkan juga bahwa empat tembakan dilepaskan ke arah Mojaddami.
Motif di balik pembunuhan Mojaddami ini belum diketahui pasti. Penyelidikan tengah dilakukan.
Simak Video "Temui Mahfud, Dubes Iran Ingin Tingkatkan Kerja Sama dengan RI"
Namun diketahui bahwa unit pasukan Basij pernah terlibat dalam bentrokan sengit dengan para demonstran yang memprotes kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada November 2019. Banyak demonstran yang tewas dan luka-luka dalam bentrokan itu.
Amnesty International melaporkan bahwa lebih dari 300 orang tewas dalam bentrokan saat demo memprotes kenaikan harga BBM di berbagai wilayah Iran. Pemerintah Iran belum merilis angka resmi untuk korban tewas dalam bentrokan itu.
Lebih lanjut, disebutkan oleh IRNA bahwa Mojaddami masih kolega dari Soleimani yang menjabat Komandan Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran saat dibunuh militer AS. Pembunuhan Mojaddami ini dipandang sebagai pukulan telak terbaru bagi Garda Revolusi Iran.