Otoritas Kanada dan Iran tengah berselisih soal siapa yang harus menganalisis rekaman penerbangan dalam kotak hitam pesawat maskapai Ukraina yang ditembak jatuh di pinggiran Teheran. Kanada ingin agar kotak hitam diserahkan kepada penyidik luar negeri, namun Iran bersikeras ingin menganalisisnya sendiri.
Seperti dilansir Reuters dan Channel News Asia, Rabu (22/1/2020), baru-baru ini otoritas Iran mengakui telah meminta otoritas Amerika Serikat (AS) dan Prancis untuk meminjamkan perlengkapan untuk mengunduh informasi dari kotak hitam pesawat jenis Boeing 737-800 tersebut.
Organisasi Penerbangan Sipil Iran mengakui tidak memiliki perlengkapan untuk mengunduh informasi dari rekaman penerbangan pesawat jenis itu. "Jika pasokan dan perlengkapan yang layak telah disediakan, informasi bisa diambil dan direkonstruksi dalam waktu singkat," sebut Iran dalam laporan yang dirilis Senin (20/1) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Otoritas Penerbangan Sipil Iran, daftar perlengkapan yang dibutuhkan Iran telah dikirimkan kepada Badan Penyelidikan dan Analisis Keselamatan Penerbangan Sipil Prancis (BEA) dan Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB).
"Hingga sekarang, negara-negara ini belum memberikan respons positif soal pengiriman perlengkapan (ke Iran)," imbuh pernyataan Organisasi Penerbangan Sipil Iran.
Hal itu berpotensi membuat marah negara-negara, khususnya negara yang warganya menjadi korban tragedi itu, yang ingin rekaman penerbangan dianalisis di luar negeri. Total 176 orang yang berasal dari tujuh negara tewas dalam tragedi pesawat maskapai Ukraine International Airlines pada 8 Januari lalu.
Simak Video "Jasad 11 Korban Pesawat Ditembak Iran Dipulangkan ke Ukraina"
Militer Iran mengakui telah secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat penumpang tersebut. Beberapa hari lalu, Iran mengakui ada dua rudal darat-ke-udara jenis Tor-M1 buatan Rusia, yang ditembakkan ke pesawat nahas tersebut.
Perdana Menteri (PM) Kanada, Justin Trudeau, yang kehilangan 57 warganya dalam tragedi itu menyatakan, Iran tidak memiliki kemampuan untuk membaca data kotak hitam. Trudeau menuntut agar rekaman suara kokpit dan rekaman penerbangan dari pesawat nahas itu, dikirimkan ke Prancis. Secara terpisah, otoritas Ukraina menginginkan rekaman penerbangan dikirimkan kepada mereka untuk dianalisis lebih lanjut.
Dalam beberapa waktu terakhir, otoritas Iran memberikan indikasi tidak jelas soal apakah mereka akan menyerahkan kotak hitam itu ke negara lain atau tidak. Pada Sabtu (18/1) lalu, ketua tim penyelidikan insiden pesawat maskapai Ukraina, Hassan Rezaeifar, menyatakan kotak hitam akan dikirimkan ke Ukraina. Namun sehari kemudian, Rezaeifar mencabut kembali pernyataannya itu dan menegaskan kotak hitam akan dianalisis di Iran.
Penundaan lebih lanjut dalam mengirimkan kotak hitam ke luar negeri, akan semakin meningkatkan tekanan internasional terhadap Iran.
Trudeau menekankan bahwa data di dalam kotak hitam harus diunduh segera. "Dibutuhkan para pakar yang memenuhi syarat untuk melakukan hal itu, tapi itu juga menjadi persoalan teknologi dan perlengkapan dan itu tidak tersedia di Iran," ucapnya dalam konferensi pers di Manitoba.
"Ada konsensus luar dalam komunitas internasional bahwa Prancis akan menjadi tempat yang tepat untuk mengirimkan kotak hitam itu dan kita terus mendorong Iran untuk melakukan itu," imbuh Trudeau.