Seperti dilansir Associated Press, Senin (20/1/2020), ketua tim penyelidikan insiden pesawat maskapai Ukraina, Hassan Rezaeifar, dalam pernyataan yang dikutip kantor berita IRNA menyatakan pihaknya tidak ada rencana mengirimkan kotak hitam pesawat jenis Boeing 737-800 itu ke negara lain.
"Rekaman penerbangan dari pesawat Boeing milik Ukraina ada di tangan otoritas Iran dan kami tidak memiliki rencana untuk mengirimkannya ke luar negeri," tegas Rezaeifar dalam pernyataan terbaru pada Minggu (19/1) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan Rezaeifar bahwa Iran sedang berupaya mendapatkan rekaman data dan rekaman kokpit dari kotak hitam pesawat maskapai Ukraina tersebut. Rezaeifar menambahkan bahwa Iran mungkin saja akan mengirimkan rekaman penerbangan ke Ukraina atau Prancis.
"Tapi hingga saat ini, kami belum membuat keputusan," ucapnya.
Dalam pernyataan sehari sebelumnya, atau pada Sabtu (18/1) waktu setempat, seperti dikutip kantor berita Tasnim News Agency, menyatakan bahwa rekaman penerbangan akan dikirimkan ke Ukraina, di mana para pakar Prancis, Amerika Serikat (AS) dan Kanada akan membantu menganalisisnya.
Simak Dulu Video "Ukraina-Iran Akan Selidiki Kotak Hitam Pesawat yang Ditembak"
Otoritas Iran sebelumnya menyebut kotak hitam pesawat ditemukan dalam kondisi rusak, namun masih bisa dipakai.
Sulit untuk mencari tahu mengapa bisa ada pernyataan bertolak belakang dari pejabat Iran dalam kurun waktu 24 jam. Namun otoritas Iran mungkin ragu-ragu untuk menyerahkan rekaman penerbangan karena khawatir informasi detail dari insiden salah tembak, termasuk momen 20 detik mengerikan saat rudal pertama dan rudal kedua mengenai pesawat sipil itu, akan terungkap.
Pemerintah Kanada yang 57 warganya menjadi korban tragedi tersebut, menyatakan pada Minggu (19/1) waktu setempat bahwa kotak hitam pesawat maskapai Ukraina itu harus secepatnya dikirimkan ke Prancis untuk dianalisis oleh para pakar.
Diketahui bahwa pesawat jenis Boeing 737-800 itu dirancang dan dirakit di AS. Mesin pesawat itu dirancang oleh CFM International, sebuah perusahaan gabungan antara kelompok perusahaan dirgantara multinasional asal Prancis, Safran, dengan kelompok perusahaan dirgantara AS, GE Aviation.
Para penyidik dari Prancis dan AS telah diundang Iran untuk ikut terlibat dalam penyelidikan.
Militer Iran akhirnya mengakui telah secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat maskapai Ukraina itu, setelah sempat menyangkal selama tiga hari. Total 176 penumpang dan awak, yang sebagian besar dari Iran dan Kanada, tewas dalam insiden pada 8 Januari lalu.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini