Total 176 penumpang dan awak tewas dalam tragedi pesawat maskapai Ukraina pada 8 Januari lalu. Setelah menyangkal selama tiga hari, militer Iran akhirnya mengakui telah secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat jenis Boeing 737-800.
Korban tewas dalam kejadian tragis itu berasal dari tujuh negara, dengan korban terbanyak berasal dari Iran dan Kanada. Sekitar 11 korban tewas di antaranya berasal dari Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilansir Associated Press, Senin (20/1/2020), jenazah 11 korban asal Ukraina dibawa ke Bandara Boryspil di Kiev dengan sebuah pesawat milik Angkatan Udara Ukraina. Jenazah para korban tiba di Kiev pada Minggu (19/1) waktu setempat.
Sejumlah personel membawa peti-peti berisi jenazah korban ke dalam terminal Bandara Boryspil. Jenazah para korban disemayamkan untuk sementara waktu, hingga malam hari, untuk memberi waktu kepada para pelayat memberikan penghormatan terakhir.
Sembilan dari 11 korban tewas dalam peristiwa tersebut diketahui merupakan awak dari pesawat dengan nomor penerbangan PS752 yang mengudara dari Teheran menuju Kiev tersebut.
Simak Juga Video "Iran Tangkap Sejumlah Orang Terkait Penembakan Pesawat Ukraina"
Sikap pemerintah dan militer Iran yang sempat menyangkal telah menembak jatuh pesawat penumpang itu, dan bersikeras menyebut pesawat itu mengalami kegagalan mesin, sempat memicu kemarahan warga Ukraina.
Ditegaskan juga oleh warga Ukraina bahwa otoritas Iran harus membayar kompensasi atau ganti rugi bagi para korban.
"Iran tidak seharusnya berperilaku seperti remaja ... Iran perlu memberikan jawaban atas aksinya yang tidak bertanggung jawab dan atas kematian para korban," ucap salah satu pelayat di bandara, Tatyana Krivonos.
Tragedi pesawat maskapai Ukraina itu terjadi beberapa jam setelah Iran melancarkan serangan rudal terhadap dua markas pasukan Amerika Serikat (AS) di Irak. Serangan rudal Iran itu dimaksudkan untuk membalas kematian Komandan Pasukan Quds Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani, dalam serangan drone militer AS pada 3 Januari lalu. Iran dikritik karena tidak menutup wilayah udaranya saat melancarkan serangan rudal.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini