Seperti dilansir CNN dan Associated Press, Sabtu (18/1/2020, kantor kepresidenan Brasil mengumumkan pemecatan Alvim dalam pernyataan pada Jumat (17/1) waktu setempat. Pengumuman itu menjelaskan bahwa Alvim tidak bisa tetap menjabat sebagai Menteri Kebudayaan meskipun dia telah menyampaikan permintaan maaf.
"Pernyataan yang sangat disayangkan, meskipun dia telah meminta maaf, hal itu membuat dia tidak bisa tetap menjabat," demikian pernyataan kantor kepresidenan Brasil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pidato Alvim yang kontroversial itu disampaikan dalam sebuah video yang diposting via Twitter pada Kamis (16/1) waktu setempat. Video itu kini telah dihapus. Dalam pidatonya, Alvim mengumumkan penghargaan nasional untuk seni dan mencetuskan agar seni di Brasil memiliki tema nasionalis.
"Seni Brasil dalam dekade selanjutnya akan heroik dan akan menjadi nasional, seni itu akan diselimuti kapasitas besar untuk keterlibatan emosional dan juga akan sangat penting karena akan sangat terkait dengan aspirasi mendesak dari rakyat kita, atau itu akan sia-sia," ucap Alvim dalam pidatonya tersebut.
Tonton juga video Polisi Italia Gerebek Gudang neo-Nazi, Rudal Hingga Senjata Disita:
Banyak warga Brasil yang dengan segera menyadari kesamaan kalimat Alvim dengan kutipan kalimat Goebbels yang dimuat dalam buku biografi Peter Longerich, seorang pakar holocaust Jerman. Biografi Longerich diterbitkan di Jerman tahun 2010 lalu.
Kutipan kalimat Goebbels itu berbunyi: "Seni Jerman dalam beberapa dekade mendatang akan heroik, akan sangat romantis, akan objektif namun tidak sentimental, akan nasionalis dengan pathos (hubungan emosional-red) besar, seni itu akan berkomitmen juga menyatukan, atau itu akan sia-sia."
Alvim awalnya merespons dengan menyebut laporan-laporan soal dirinya mengutip Goebbels sebagai 'kekeliruan'. Dia menegaskan dirinya tidak mengutip Goebbels dalam pidatonya, namun mengakui adanya 'kebetulan' soal kalimat yang mirip dalam pidatonya dengan kutipan Goebbels. "Itu sebuah kebetulan retorika," sebutnya.
Namun sebenarnya tidak hanya kemiripan kalimat, tapi Alvim juga memilih musik latar dari opera Richard Wagner berjudul 'Lohengrin' dalam pidatonya. Diketahui bahwa pemimpin Nazi, Adolf Hitler, pernah menyebut opera 'Lohengrin' dari Wagner telah memainkan peranan penting dalam hidupnya.
Alvim belakangan menyampaikan permintaan maaf atas apa yang disebutnya sebagai 'kesalahan tidak disengaja'. Dia mengakui dirinya tidak menyadari sumber kalimat yang disampaikan dalam pidatonya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini