Mahasiswa Australia Mengklaim Dipaksa Korut Mengakui Tuduhan Spionase

Mahasiswa Australia Mengklaim Dipaksa Korut Mengakui Tuduhan Spionase

Rita Uli Hutapea - detikNews
Rabu, 15 Jan 2020 16:31 WIB
Foto: Internet
Pyongyang - Seorang mahasiswa Australia yang ditangkap atas tuduhan spionase dan diusir dari Korea Utara (Korut) tahun lalu, mengklaim bahwa dirinya dipaksa untuk menulis pengakuan palsu saat ditahan tanpa bisa berkomunikasi dengan siapapun.

Alek Sigley tengah mempelajari literatur Korea modern di Universitas Kim Il Sung di Pyongyang ketika dia menghilang pada Juni 2019 lalu, yang memicu kekhawatiran internasional. Pemerintah Australia tidak memiliki perwakilan diplomatik di Pyongyang dan bergantung pada pihak ketiga dalam upaya pencarian Sigley. Diketahui bahwa kepentingan Australia di Korut diwakili oleh Kedutaan Besar Swedia.

Pemerintah Swedia pun mengirimkan utusan dan Sigley dibebaskan setelah sembilan hari dalam penahanan -- periode yang jauh lebih singkat daripada sejumlah warga asing yang ditangkap di negeri komunis itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama di Pyongyang, Sigley telah menulis artikel-artikel untuk sejumlah publikasi dan otoritas Korut menuduhnya melakukan spionase. Saat membebaskannya, otoritas Korut menyatakan pembebasan Sigley dilakukan atas dasar "kesabaran kemanusiaan".




Dalam tulisan di jurnal akademik Korsel, Monthly North Korea, Sigley mengungkapkan bahwa dirinya dipaksa mengaku bersalah saat interogasi selama 9 hari yang tidak menyenangkan, yang "sepenuhnya terputus dari dunia luar".

"Dari sudut pandang saya, saya tidak bersalah tapi dituduh dengan keliru oleh otoritas," kata Sigley. "Mereka terus membuat saya menulis 'permintaan maaf' seakan mereka ingin memberi saya pelajaran," ujarnya seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (15/1/2020).



Dia tidak menuding otoritas melakukan kekerasan fisik padanya. Sigley pun menyebut bahwa penangkapannya merupakan "titik balik dalam hidup saya", seraya menggambarkan penangkapan itu sebagai penculikan oleh polisi rahasia Korut.

Sebelumnya pada tahun 2017, mahasiswa Universitas Virginia, AS yang telah dipenjara saat melakukan tur di Korut dan jatuh dalam koma selama ditahan, meninggal beberapa hari setelah tiba kembali di AS.


Simak Juga "Spionase, 'Gunung' Penghalang Hubungan Indonesia-Australia"

[Gambas:Video 20detik]

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads