"Enam turis ditahan dan diinvestigasi oleh kementerian publik atas dugaan kejahatan terhadap warisan budaya," kata Kepala Kepolisian Daerah Cusco, Wilbert Leyva, seperti dikutip oleh kantor berita Andina setempat, dilansir AFP, Selasa (14/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Leyva mengatakan pihak berwenang menemukan "patahan" di sepotong batu yang telah "menghancurkan dinding dan menyebabkan retak di lantai". Otoritas budaya dari Cusco, wilayah di mana Machu Picchu berada, mengatakan kotoran juga ditemukan di Kuil Matahari.
Enam turis tersebut terdiri dari satu warga Prancis, dua warga Brazil, dua warga Argentina dan seorang warga Chile. Mereka terjerat ancaman hukuman setidaknya empat tahun di penjara jika terbukti merusak warisan budaya Peru.
Seperti diketahui, beberapa bagian dari Kuil Matahari yang berbentuk setengah lingkaran terlarang bagi wisatawan karena alasan pelestarian. Para penyembah di kuil itu akan mempersembahkan kepada matahari, yang dianggap sebagai dewa paling penting di kekaisaran Inca serta peradaban pra-Inca lainnya di wilayah Andean.
Perkebunan Machu Picchu - yang mencakup tiga area berbeda untuk pertanian, perumahan dan upacara keagamaan - adalah situs paling ikonik dari kekaisaran Inca yang memerintah sebagian besar Amerika Selatan bagian barat selama 100 tahun sebelum penaklukan Spanyol pada abad ke-16.
Machu Picchu, yang berarti "gunung tua" dalam bahasa Quechua yang berasal dari daerah tersebut, berada di puncak gunung yang subur dan dibangun pada masa pemerintahan kaisar Inca Pachacuti (1438-1471). Itu terletak sekitar 100 kilometer (60 mil) dari kota Andes, Cusco, ibukota Inca tua di Peru tenggara.
Situs ini ditemukan kembali pada tahun 1911 oleh penjelajah Amerika Hiram Bingham. UNESCO menyatakannya sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 1983. (mae/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini