Iran: Serangan Rudal ke Markas AS Pekan Lalu Tak Bertujuan Bunuh Tentara AS

Iran: Serangan Rudal ke Markas AS Pekan Lalu Tak Bertujuan Bunuh Tentara AS

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 13 Jan 2020 11:11 WIB
Ilustrasi -- Pangkalan udara Ain al-Asad di Irak yang menjadi markas tentara AS dan diserang rudal Iran pada 8 Januari lalu (AP Photo/Nasser Nasser, File)
Teheran - Garda Revolusi Iran menegaskan bahwa serangan rudal terhadap markas pasukan Amerika Serikat (AS) di Irak, pekan lalu, tidak bertujuan untuk membunuh tentara-tentara AS.

"Tujuan kami bukanlah untuk membunuh tentara-tentara musuh. Itu tidaklah penting," tegas Panglima Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Hossein Salami, kepada parlemen Iran, seperti dilansir AFP, Senin (13/1/2020).


Penegasan Salami itu merujuk pada operasi serangan rudal Iran untuk membalaskan kematian Mayor Jenderal Qasem Soleimani -- Komandan Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran yang tewas dalam serangan drone militer AS di Irak pada 3 Januari lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penghancuran fisik (yang disebabkan rudal) hanya karena kami ingin mengatakan bahwa kami jauh lebih superior daripada musuh dan bahwa kami bisa mengenai titik manapun yang kami pilih," imbuhnya.


Iran meluncurkan serentetan rudal balistik ke dua pangkalan militer Irak yang menjadi markas pasukan AS dan tentara asing lainnya pada Rabu (8/1) lalu. Pemerintah AS menegaskan tidak ada personel militer AS yang menjadi korban serangan rudal Iran.

Serangan rudal terhadap target markas pasukan AS itu disebut Iran sebagai pembalasan atas kematian Soleimani.

Simak Video "Ukraina-Iran Akan Selidiki Kotak Hitam Pesawat yang Ditembak"



Beberapa jam usai serangan rudal, Iran secara tidak sengaja menembak jatuh sebuah pesawat penumpang maskapai Ukraina. Pesawat milik maskapai Ukraine International Airlines itu terkena rudal saat baru lepas landas dari Teheran. Seluruh 176 penumpang dan awak tewas dalam insiden yang telah diakui Iran sebagai kesalahan yang menjadi bencana besar.

Komandan Dirgantara pada Garda Revolusi Iran, Brigadir Jenderal Amirali Hajizadeh, menerima tangguh jawab penuh atas jatuhnya pesawat maskapai Ukraina itu.

Pada Minggu (12/1) waktu setempat, Salami memberikan penjelasan soal insiden tersebut kepada parlemen Iran dalam rapat tertutup, setelah diperintahkan Presiden Hassan Rouhani untuk memberi penjelasan.


Otoritas Iran telah mengundang para pakar dari Kanada, Prancis, Ukraina dan AS untuk terlibat dalam penyelidikan kecelakaan pesawat jenis Boeing 737-800 tersebut.

"Kami tidak menyentuh apapun. Kami tidak memindahkan bangkai pesawat, kami tidak mengubah lokasi kejadian, kami tidak memindahkan sistem pertahanan udara dan kami tidak merekayasa bacaan radar," tegas Salami kepada wartawan setempat.
Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads