Dilansir dari AFP, Senin (13/1/2020), ribuan orang yang tinggal di dekat gunung api Taal dievakuasi dari rumah mereka saat gunung itu memuntahkan abu, bergemuruh dengan gempa bumi dan kilat di atas puncaknya.
"Sebuah letusan berbahaya dapat terjadi dalam beberapa jam hingga beberapa hari," kata Badan Seismogis Filipina yang memberi peringatan ketika penduduk setempat mempertimbangkan apakah akan melarikan diri atau tidak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah awan abu mencapai ketinggian 50.000 kaki (15.000 meter), pejabat penerbangan memerintahkan penangguhan penerbangan dari dan ke Bandara Internasional Ninoy Aquino (NAIA), Manila.
Pihak berwenang awalnya menghentikan operasional di Bandara NAIA selama beberapa jam. Namun, pada hari Minggu diumumkan bahwa penerbangan akan ditangguhkan "sampai pemberitahuan lebih lanjut".
Sekretaris transportasi Arthur Tugade telah menginstruksikan pejabat penerbangan untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk kepentingan keselamatan publik. Dalam pernyataan bersama dari otoritas transportasi dan udara disebutkan bahwa mereka berencana untuk menilai kembali situasi pada Senin pagi.
Pakar gempa mencatat magma bergerak menuju kawah Gunung Taal, salah satu gunung berapi paling aktif di Filipina, yang terletak 65 kilometer di selatan Manila.
"Letusan terakhir Taal adalah pada tahun 1977," kata Kepala Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina, Renato Solidum.
Sebuah kolom abu terlihat di atas Gunung Taal dan beberapa getaran vulkanik terasa di sekitar gunung berapi. Kantor bencana setempat mengatakan telah mengevakuasi lebih dari 2.000 penduduk yang tinggal di pulau vulkanik tengah danau di dekat gunung tersebut.
Solidum mengatakan para pejabat juga akan memerintahkan evakuasi orang-orang yang tinggal di pulau lain di dekatnya jika situasinya memburuk.
"Abu telah mencapai Manila, berbahaya bagi orang-orang jika mereka menghirupnya," katanya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini