Intelijen Barat Sebut Pesawat Maskapai Ukraina Tidak Jatuh karena Rudal

Intelijen Barat Sebut Pesawat Maskapai Ukraina Tidak Jatuh karena Rudal

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 09 Jan 2020 16:02 WIB
Puing pesawat maskapai Ukraina tersebar (AP Photo/Mohammad Nasiri)
Ottawa - Penilaian awal dari badan-badan intelijen Barat menyatakan bahwa pesawat maskapai Ukraina yang jatuh di Iran, tidak dijatuhkan oleh rudal.

Seperti dilansir Reuters dan Channel News Asia, Kamis (9/1/2020), seorang sumber keamanan Kanada menuturkan bahwa badan-badan intelijen meyakini pesawat jenis Boeing 737-800 yang jatuh di pinggiran Teheran pada Rabu (8/1) dini hari waktu setempat, itu mengalami gangguan teknis.

"Penilaian awal dari badan-badan intelijen Barat adalah pesawat itu tidak dijatuhkan oleh rudal. Tidak ada bukti yang menunjukkan hal itu," ujar sumber keamanan Kanada yang dikutip Reuters tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ditambahkan sumber tersebut bahwa penyebab paling mungkin dari kecelakaan itu adalah malfungsi. Meskipun, tambah sumber itu, ada sejumlah bukti bahwa salah satu mesin pesawat menjadi terlalu panas (overheated).

Secara terpisah, seperti dilansir Associated Press, seorang anggota parlemen Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat yang menghadiri briefing tertutup dengan jajaran pejabat pemerintahan Presiden Donald Trump mengungkapkan bahwa intelijen AS menyatakan tidak ada informasi intelijen yang mengindikasikan pesawat tu ditembak jatuh.

Pesawat maskapai Ukraine International Airlines dengan nomor penerbangan PS752 itu menghantam daratan dan puingnya berserakan dengan beberapa puing tampak hangus terbakar. Barang-barang pribadi milik penumpang juga berserakan di sebuah lahan pertanian yang cukup luas di pinggiran Teheran.

Pesawat ini diketahui sedang mengudara dari Teheran menuju ibu kota Kiev, Ukraina. Pesawat membawa 176 orang yang terdiri atas 167 penumpang dan 9 awak pesawat saat kecelakaan terjadi. Penyelidikan terhadap penyebab kecelakaan ini tengah berlangsung.

Diketahui bahwa kecelakaan pesawat maskapai Ukraina itu terjadi beberapa jam setelah Iran melancarkan serangan rudal terhadap dua pangkalan militer Irak yang menjadi markas tentara AS pada Rabu (8/1) dini hari waktu setempat. Iran menyebut serangan itu sebagai pembalasan atas kematian Komandan Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani, dalam serangan drone AS di Irak pada 3 Januari lalu.

Otoritas Iran sebelumnya membantah spekulasi soal pesawat terkena rudal dan menyebut masalah mesin sebagai dugaan penyebabnya. "Rumor-rumor soal pesawat itu sepenuhnya salah dan tidak ada pakar militer maupun pakar politik yang mengonfirmasinya," tegas juru bicara Angkatan Bersenjata Iran, Jenderal Abolfazi Shekarchi. Ditegaskan Shekarchi bahwa rumor-rumor yang beredar hanyalah 'perang psikologis' atau psychological warfare dari rival-rival Iran.

Sementara itu, kotak hitam pesawat telah ditemukan, namun Iran menolak untuk menyerahkannya kepada otoritas AS yang merupakan negara asal Boeing, produsen pesawat itu. Pihak Boeing enggan berkomentar lebih lanjut, setelah sebelumnya menyatakan pihaknya berkomunikasi dengan maskapai Ukraina dan siap membantu.


Secara terpisah, Presiden Ukraine International Airlines, Yevehen Dykhne, menyatakan pesawat itu merupakan 'salah satu pesawat terbaik yang kami miliki, dengan awak yang luar biasa dan bisa diandalkan'. Dijelaskan Dykhne bahwa pesawat itu baru menjalani pemeliharaan pada Senin (6/1) waktu setempat. Ditegaskan juga oleh pihak Ukraine International Airlines bahwa 'merujuk pada pengalaman awak pesawat itu, kemungkinan error adalah minim'.

Kapten Volodymyr Gaponenko yang menerbangkan pesawat itu merupakan pilot sangat berpengalaman dengan 11.600 jam terbang untuk pesawat jenis Boeing 737. Pilot lainnya dalam penerbangan itu, Oleksiy Naumkin, juga berpengalaman dengan 12 ribu jam terbang. "Tidak mungkin ada kesalahan awak," ucap Dykhne.

Namun dalam konferensi pers di Kiev, Dykhne menyebut bahwa Bandara Internasional Imam Khomeini Teheran bukanlah 'bandara yang sederhana' dan para pilot butuh bertahun-tahun pelatihan untuk terbiasa terbang dari sana.
Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads