Jenderalnya Dibunuh AS, Iran Umumkan Abaikan Batasan Pengayaan Nuklir

Jenderalnya Dibunuh AS, Iran Umumkan Abaikan Batasan Pengayaan Nuklir

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 06 Jan 2020 19:02 WIB
Iran bersumpah akan membalas kematian Qasem Soleimani yang tewas dalam serangan drone AS di Irak pada 3 Januari lalu (AP Photo/Ebrahim Noroozi, File)
Teheran - Otoritas Iran mengumumkan langkah mundur dari komitmennya dalam kesepakatan nuklir dengan negara-negara kekuatan dunia. Hal ini diumumkan di tengah kemarahan atas tewasnya Mayor Jenderal Qasem Soleimani dalam serangan drone Amerika Serikat (AS) di Irak.

Seperti dilansir AFP dan Associated Press, Senin (6/1/2020), pemerintahan Presiden Iran Hassan Rouhani dalam pernyataan yang dikutip televisi nasional negara itu menyatakan pada Minggu (5/1) waktu setempat bahwa Iran tidak akan lagi memperhatikan batasan pengayaan nuklir. Langkah ini diumumkan setelah serangan drone AS pada 3 Januari lalu menewaskan Soleimani yang menjabat Komandan Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran.

Diketahui bahwa kesepakatan nuklir Iran yang dicapai dengan negara-negara kekuatan dunia tahun 2015 lalu mengatur soal batasan pengayaan bahan bakar nuklir, batasan jumlah cadangan uranium dan batasan untuk aktivitas penelitian serta pengembangan nuklir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pemerintah Iran menegaskan bahwa pihaknya akan mengabaikan batasan pada jumlah sentrifugasi -- proses memanfaatkan gaya sentrifugal untuk sedimentasi campuran -- yang pernah dijanjikan untuk menghormati kesepakatan nuklir Iran.

"Program nuklir Iran tidak lagi menghadapi pembatasan apapun dalam operasionalnya," demikian pernyataan pemerintah Iran.

Ditegaskan pemerintah Iran bahwa tidak akan ada lagi pembatasan untuk kapasitas Iran dalam pengayaan uranium, level pengayaan yang dilakukan, jumlah bahan bakar yang dilibatkan dalam pengayaan dan bagi penelitian serta pengembangan lainnya.

"Mulai sekarang, program nuklir Iran akan berlanjut semata-mata berdasarkan kebutuhan teknis," imbuh pernyataan tersebut.

Simak Video "Gejolak Rakyat Iran Setelah Jenderal Garda Revolusi Dibunuh AS"



Diketahui bahwa kesepakatan nuklir Iran semakin terancam setelah AS menarik diri secara sepihak sejak tahun 2018. Lima negara lainnya, seperti Inggris, Prancis, Jerman, Rusia dan China berupaya membujuk Iran tetap memegang teguh komitmennya pada kesepakatan itu. Namun pengumuman terbaru dari Iran ini semakin menyamarkan situasi.

Hingga kini, Iran mengatakan pihaknya perlu melakukan pengayaan uranium hingga level 5 persen untuk bisa memproduksi bahan bakar bagi jaringan listrik di pusat pembangkit tenaga nuklir miliknya. Keputusan terbaru ini bisa membawa Iran lebih dekat dengan bom atom dan memicu ancaman proliferasi nuklir paling jelas sejak AS menarik diri.

Otoritas Iran juga menyatakan pihaknya akan melanjutkan kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sama 'seperti sebelumnya'. Namun pemimpin tiga negara Eropa, yakni Jerman, Prancis dan Inggris, mendesak Iran untuk memikirkan ulang keputusannya.

"Kami menyerukan kepada Iran untuk menarik diri dari semua langkah yang tidak sejalan dengan kesepakatan nuklir," demikian bunyi pernyataan gabungan Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.


Para pemimpin negara Eropa itu juga mendorong Iran untuk menahan diri dari melakukan 'aksi kekerasan lebih lanjut'. "Sangat penting sekarang untuk melakukan de-eskalasi. Kami menyerukan semua pihak yang terlibat untuk menunjukkan sikap menahan diri dan rasa tanggung jawab sepenuhnya," imbuh pernyataan gabungan tersebut.

Beberapa waktu terakhir, Iran telah melanggar sedikit ketentuan dalam kesepakatan nuklir dengan secara bertahap menaikkan level pengayaan demi mendorong pencabutan sanksi terhadap mereka. Iran diketahui telah meningkatkan produksi, memulai pengayaan uranium pada level 5 persen dan memulai kembali aktivitas pengayaan di fasilitas nuklir bawah tanah.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads